Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada hari ini. Sementara nilai tukar Rupiah tercatat melemah ke posisi 14.028 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (8/5/2018), IHSG melemah 22,31 poin atau 0,38 persen ke posisi 5.862,78. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG melemah 25,8 poin atau 0,44 persen ke posisi 5.859,23.
Advertisement
Indeks saham LQ45 juga melemah 0,93 persen ke posisi 932,29. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.
Sebanyak 86 saham menguat namun tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 38 saham melemah dan 87 saham lainnya diam di tempat.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.859,07 dan terendah 5.853,3. Transaksi saham cukup ramai.
Total frekuensi perdagangan saham 6.248 kali dengan volume perdagangan 107,3 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 102,2 miliar.
Investor asing jual saham Rp 49,71 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 14.028.
Sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor perkebunan yang naik 0,44 persen dan aneka industri menguat 0,07 persen.
Adapun sektor yang melemah, yakni saham infrastruktur melemah 2,22 persen, saham konsumsi melemah 0,84 persen dan manufaktur turun 0,52 persen.
Pada awal sesi, saham-saham yang menguat antara lain saham INDR naik 12,63 persen ke posisi Rp 3.300 per saham, saham DYAN melonjak 875 persen ke posisi Rp 87 per saham, dan saham PICO menguat 7,5 persen ke posisi Rp 258 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham BIKA melemah 6,25 persen ke posisi Rp 270 per saham, saham KBLV merosot 5,62 persen ke posisi Rp 470 per saham, dan saham PEGE susut 5,13 persen ke posisi Rp 370 per saham.
Tonton Video Ini:
Penutupan Perdagangan Kemarin
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin menanjak pada penutupan perdagangan hari ini (7/5/2018). IHSG mampu mendaki saat kurs dolar AS diperdagangkan nyaris Rp 14.000.
IHSG ditutup menguat cukup dalam 92,75 poin atau 1,60 persen ke level 5.885,09. Sementara indeks LQ45 lompat 2,27 persen ke level 941,039.
Baca Juga
Gerak IHSG ke zona hijau ditopang penguatan 216 saham. Sedangkan 168 saham tercatat melemah dan 103 saham tidak beranjak alias stagnan.
Total frekuensi perdagangan saham hari ini mencapai 401.052 kali dengan volume 9,4 miliar saham dan senilai Rp 6,5 triliun. Investor asing melakukan penjualan di seluruh pasar senilai Rp 625,40 miliar. Sementara, dolar AS diperdagangkan pada posisi Rp 13.993.
Hampir seluruh sektor saham mengalami kenaikan. Sektor saham aneka industri tercatat melemah sendirian sebesar 1,49 persen.
Penguatan tertinggi dialami sektor saham consumer goods yang menguat 5,09 persen, diikuti sektor saham manufaktur naik 2,90 persen, dan sektor pertambangan melaju 1,37 persen.
Saham-saham yang mendulang untung, antara lain saham POLY dengan kenaikan signifikan sebesar 34,53 persen. Disusul saham TALF dan CITA yang masing-masing terdongkrak 25 persen.
Sementara, saham-saham yang masih menahan laju IHSG dengan pelemahan tertinggi, antara lain saham NICK amblas 20,61 persen, saham MIDI terperosok 18 persen, dan saham BUVA anjlok 16,53 persen.
Melongok bursa saham Asia, pergerakannya justru bervariasi. Indeks saham Shanghai China mendaki 1,48 persen, indeks saham Taiwan naik 0,72 persen, dan indeks saham Hang Seng Hong Kong menguat 0,23 persen.
Sedangkan indeks saham yang terkoreksi, antara lain indeks saham Nikkei Jepang melemah 0,03 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,06 persen, dan indeks saham Strait Times Singapura menukik 0,35 persen.
Dalam laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia menyatakan, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,06 persen pada kuartal I 2018, ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh 5,1 persen pada 2018. Diprediksi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,1 persen pada 2018. Pertumbuhan ekonomi akan didorong dari sektor konsumsi. Ini dipacu pemilihan kepala daerah dan tambahan bonus pada Juni 2018.
VP Sales and Marketing PT Ashmore Assets Management Indonesia, Angganata Sebastian menuturkan, rilis data ekonomi kuartal I 2018 belum dapat jadi sentimen kuat menopang IHSG. Ini lebih didorong euforia bursa saham Amerika Serikat pada Jumat pekan lalu.
"Saya pikir lihat angkanya belum bisa. Namun valuasi yang sudah cukup rendah jadi alasan kenaikan (IHSG-red) hari ini," kata Angganata.
Advertisement