Wapres Usul Penerapan Ganjil Genap di Jalan Tol Saat Mudik Lebaran 2018

JK berpendapat dengan pertumbuhan kendaraan pribadi yang lebih cepat daripada pertumbuhan infrastruktur jalan akan menimbulkan kemacetan saat mudik Lebaran.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 08 Mei 2018, 11:43 WIB
Ilustrasi ganjil genap di tol.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengusulkan penerapan kebijakan baru dalam penyelenggaraan mudik Lebaran 2018. Kebijakan ini dengan menerapkan sistem ganjil genap di sepanjang jalur tol yang telah beroperasi.

JK berpendapat, pertumbuhan kendaraan pribadi yang lebih cepat daripada pertumbuhan infrastruktur jalan akan menimbulkan kemacetan saat mudik Lebaran.

"Sekarang semua berpikir kalau mau cepat lewat jalan tol. Makanya supaya tidak macet, bagaimana kalau diterapkan nomor ganjil genap itu diatur. Jadi, siapa yang lewat jalan tol, siapa yang lewat jalan biasa, supaya tidak macet lagi," ucap Wapres di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Kebijakan ini sebenarnya sudah diterapkan di beberapa pintu tol di sekitar Jakarta, seperti di antaranya di Pintu Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur. Nyatanya, kebijakan ini mampu mengurangi kemacetan di jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Tidak hanya itu, untuk mengurangi kemacetan dan angka kecelakaan, Wapres juga mengusulkan untuk membatasi penggunaan sepeda motor dengan jarak tertentu, karena sejatinya sepeda motor tidak digunakan untuk perjalanan jarak jauh.

"Sepeda motor itu dibatasi saja pergerakan kilometernya. Misal sampai Cirebon saja atau sampai Semarang saja. Jangan sampai ke Timur," ucapnya.

Sebelumnya, menjelang mudik Lebaran 2018, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menggunakan jalan nasional, karena hingga saat ini kebanyakan masyarakat lebih memilih menggunakan jalan tol saat mudik Lebaran.

Hal ini disampaikan Menhub Budi saat menghadiri Sosialisasi Keselamatan Berlalu-lintas melalui Touring Mudik Lebaran Zero Accident Ride 2018 Jakarta-Surabaya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) akhir pekan lalu.

"Saat mudik jalan tol pasti digemari masyarakat. Karena namanya juga jalan tol, asumsinya lebih cepat. Jadi preferensi masyarakat untuk menggunakan jalan tol itu tinggi, padahal belum tentu juga lancar," ucap Menhub.

Melalui touring sepeda ini, para pesepeda memberi tahu kepada masyarakat bahwa jalan umum atau jalan nasional ini bisa juga menjadi alternatif yang baik untuk mudik Lebaran.

Menhub Budi mengapresiasi kegiatan Sosialisasi Keselamatan Berlalu-lintas melalui Touring Mudik Lebaran Zero Accident Ride 2018 Jakarta-Surabaya karena sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Tak hanya manfaat sehat yang didapatkan oleh para pesepeda yang berpartisipasi dalam kegiatan ini, tetapi juga memberi pengaruh yang baik bagi masyarakat sekitar.

"Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, terutama ITS yang menjadi partner dari Kemenhub untuk melaksanakan kegiatan ini, serta sponsor lainnya. Tujuan kegiatan ini sangat bagus. Selain badan menjadi tambah sehat, juga merencanakan mudik Lebaran yang lebih baik dari tahun sebelumnya," tutur Menhub Budi.


Daftar Tol Jakarta-Surabaya yang Bisa Dilalui Saat Mudik Lebaran 2018

Suasana saat kendaraan roda empat melintas di Tol Jagorawi, Jakarta, Jumat (6/4). Pemerintah akan memberlakukan aturan ganjil genap di ruas Tol Jagorawi dan Tol Jakarta-Tangerang. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan kesiapan infrastruktur jalan dalam menghadapi arus mudik 2018 lebih baik dari 2017. Dengan adanya penambahan ruas jalan tol dan preservasi pada ruas-ruas jalan nasional, para pemudik memiliki alternatif rute, sehingga tidak hanya mengandalkan jalan tol untuk ke kampung halaman.

“Kementerian PUPR tengah melakukan perbaikan Jembatan Cincin Lama yang berada di Jalur Pantura Jawa yang ditargetkan selesai H-10 bisa selesai dan digunakan. Jalur Pantai Selatan Jawa kondisinya baik. Sementara untuk jalan tol tidak ada lagi jalur darurat,” kata Menteri Basuki dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (5/5/2018).

Untuk jalan tol Jakarta hingga Surabaya, jalan tol yang operasional sepanjang 524 km dan fungsional sepanjang 234 km. Jalan Tol Jakarta hingga Pemalang (324,55 km) sudah beroperasi, Pemalang–Semarang (108,2 km) bisa dilalui fungsional, di mana pada ruas ini terdapat Jembatan Kali Kuto yang ditargetkan selesai H-7.

Selanjutnya ruas Semarang-Salatiga (40,40 km) statusnya sudah operasional, Salatiga-Solo (32,54 km) fungsional, Solo-Sragen (35,2 km) sudah siap diresmikan dan ruas Sragen-Ngawi (55,05 km) fungsional.

Menteri Basuki menambahkan untuk Tol Ngawi Kertosono ruas Ngawi-Wilangan (47,95 km) sudah diresmikan 29 Maret 2018 lalu oleh Presiden Joko Widodo. Sementara Wilangan-Kertosono (38,56 km) bisa digunakan fungsional.

“Di akhir 2018 ruas yang fungsional akan sudah beroperasi seluruhnya. Untuk Tol Bogor Ring Road, karena hanya 2,8 km siap dioperasikan tidak perlu diacarakan secara khusus,” katanya.

Titik kritis mudik tahun 2018, yakni pada lokasi pembangunan Jembatan Kenteng sepanjang 496 meter, yang berada pada ruas Tol Salatiga-Kartasura.

“Kami mohon maaf Jembatan Kenteng masih belum kita selesaikan untuk mudik Lebaran 2018. Kementerian PUPR akan membangun jalan rigid pavement yang akan melintasi di bawah Jembatan Kenteng,” kata Menteri Basuki.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya