Israel: Paraguay Akan Pindahkan Kedutaan ke Yerusalem Akhir Mei

Paraguay akan memindahkan kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem pada akhir Mei 2018, demikian menurut pernyataan Kemlu Israel.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 08 Mei 2018, 18:45 WIB
Ilustrasi Bendera Israel dan Yerusalem (AFP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Paraguay akan memindahkan kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem pada akhir Mei 2018, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Israel.

Langkah itu menjadikan Paraguay sebagai negara ketiga yang telah merencanakan hal serupa, setelah AS dan Guatemala. Demikian seperti dikutip dari The Guardian (8/5/2018).

Di sisi lain, Presiden Paraguay Horacio Cartes atau pihak kementerian luar negeri belum memberikan konfirmasi, juga tak menampik kabar tersebut.

Presiden Cartes sendiri dijadwalkan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Israel. Kemungkinan, agenda kunjungan tersebut akan membicarakan soal relokasi Kedutaan Paraguay dari Tel Aviv ke Al Quds Al Sharif.

Belum diketahui tanggal spesifik lawatan Cartes, namun, kunjungan tersebut akan dilakukan sekitar sepekan usai relokasi dan peresmian Kedutaan AS di Yerusalem pada 14 Mei 2018.

Sebelumnya, Presiden Guatemala Jimmy Morales telah mengumumkan akan memindahkan kantor kedutaan besar negaranya di Israel ke Yerusalem. Hal itu diumumkan oleh Presiden Morales pada 24 Desember 2017 silam.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Memicu Kecaman dari Palestina dan Publik Paraguay

Presiden Paraguay Horacio Cartes (AFP)

Langkah Paraguay menuai kritik petinggi Palestina. Wasel Abu Youssef, seorang pejabat senior di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), mengatakan kepada AP, "Keputusan itu bertentangan dengan hukum internasional dan mendukung pendudukan Israel."

Rencana itu, yang diambil pada pekan-pekan terakhir kepemimpinan Horacio Cartes, kemungkinan akan menuai kontroversi di dalam negeri Paraguay.

"Keputusan itu salah dari berbagai sudut pandang," kata Carlos Mateo Balmelli, seorang tokoh terhormat dari partai oposisi yang berhaluan Liberal.

"Kebijakan tersebut juga akan memprovokasi dunia Arab, dan melibatkan kita dalam konflik, di saat kita semua harus membangun jembatan (dengan mereka)," lanjut Mateo.

Paraguay selalu menjadi sekutu dekat Israel, tambahnya. "Tapi kami orang tidak mau menggemakan kebijakan Donald Trump," kata Balmelli.

Sementara itu, seorang ahli hubungan internasional Amerika Latin di University of Columbia, mengatakan, "Seperti halnya Guatemala, langkah yang dilakukan Paraguay jelas merupakan cara untuk menjilat Amerika Serikat. Tapi tidak jelas apa yang akan Paraguay dapat dari langkah itu."

Sedangkan seorang diplomat Eropa di Asunción juga menyatakan bahwa relokasi Kedutaan Paraguay ke Yerusalem tidak memiliki penjelasan praktis yang jelas.

"Saya pikir itu merupakan langkah pribadi Cartes untuk mempererat hubungannya sendiri dengan Israel dan (PM) Netanyahu," katanya.

Tahun ini, Cartes memasuki akhir masa jabatannya, menyusul kemenangan Mario Abdo Benitez dalam Pemilu Paraguay 2018.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya