Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat adanya peningkatan investasi dari China ke Indonesia. Peningkatan investasi dari China ke Indonesia ini juga berbanding lurus dengan peningkatan jumlah tenaga kerja asal China yang masuk ke Indonesia.
Peneliti P2K LIPI Devi Asiati menjelaskan, pada 2016 China duduk posisi ke-3 sebagai investor yang masuk ke RI dengan nilai USD 2,665 juta atau 9 persen dari total investasi yang masuk. angka tersebut naik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang ada di angka USD 628 juta.
Dengan nilai investasi yang demikian, China hanya kalah dari Singapura yang sebesar USD 9,179 juta (32 persen) dan Jepang yang tercatat USD 5,401 juta (19 persen).
Baca Juga
Advertisement
Peningkatan investasi oleh China tersebut juga diikuti dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja asal China yang hijrah ke Indonesia.
"China meningkatkan investasi diiringi pengiriman tenaga kerja mereka ke proyek investasi mereka," jelas Devi, di Kompleks LIPI, Jakarta, Selasa (8/5/2018).
Dia menjelaskan, jika dibandingkan dengan kedua negara lain di posisi tiga besar investor asing di Indonesia, komposisi TKA China ternyata sangat besar, yakni 21.300 tenaga kerja. TKA asal Singapura di Indonesia berjumlah 1.700 orang sedang TKA asal Jepang berjumlah 12.500 orang.
Karena itu, menurut dia, meningkatnya investasi dari China tentu menguntungkan Indonesia. Namun peningkatan investasi yang diikuti dengan masuknya TKA asal China secara besar-besaran tentu akan memberikan pandangan negatif.
"Dengan munculnya isu kedatangan TKA RRT, pada akhirnya, bisa mengaburkan makna sesungguhnya dari nilai vestasi RRT terutama dalam sektor pembangunan infrastruktur, yang tengah digulirkan saat ini," tegasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Kebijakan Pemerintah China
Peneliti Migrasi Tenaga Kerja Internasional LIPI, Rudolf Yuniarto mengatakan mengirimkan tenaga kerjahya keluar negeri memang merupakan kebijakan Pemerintah China untuk mengatasi membengkaknya jumlah pekerja di China.
"Sekarang dalam puncaknya 200 sampai 300 juta (pekerja di China). Tiongkok itu boleh dikatakan sebagai negara over populasi. Sehingga semua kebijakan investasi negaranya harus mendukung penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement