Strategi Memperkuat Rupiah

Nilai tukar rupiah tembus 14.000 per dolar AS akibat perubahan kebijakan Pemerintah Amerika Serikat.

oleh Edmiraldo Siregar diperbarui 09 Mei 2018, 09:04 WIB
banner strategi memperkuat rupiah (Liputan6.com/Triyasni)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah kian melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, kurs rupiah menyentuh angka 14.036 per dolar AS pada Selasa, 8 Mei 2018.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, pelemahan rupiah terjadi karena sentimen pasar menyikapi berbagai kebijakan Amerika Serikat. Termasuk kenaikan suku bunga acuan Negeri Paman Sam tersebut.

"Maka dalam situasi seperti ini, kita akan terus menjaga perekonomian Indonesia. Fondasi kita perkuat, kinerja kita perbaiki sehingga apa yang disebut sentimen pasar itu relatif bisa netral terhadap Indonesia," ucap dia.

Dia menambahkan, pemerintah bersama BI akan berupaya menjaga kondisi ekonomi dalam keadaan stabil.

Selengkapnya seputar nilai tukar rupiah dapat dilihat dalam Infografis di bawah ini:

Infografis strategi memperkuat rupiah (Liputan6.com/Triyasni)

Jurus BI

Tabel data kurs valuta asing yang berada di Bank BUMN, Jakarta, Selasa (17/4). Mengacu data Bloomberg, rupiah siang ini pukul 12.00 WIB di pasar spot exchange sebesar Rp 13.775 per dolar AS atau menguat 4,7 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo mengatakan, telah melakukan beberapa langkah untuk menjaga agar rupiah tidak semakin terpuruk. Menurut dia, ada empat kebijakan BI dalam menanggapi pelemahan nilai tukar rupiah ini.

Pertama, BI menjaga likuiditas valas dan rupiah. Kedua, memantau perkembangan ekonomi global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik.

Ketiga, BI menyiapkan second line of defense dengan institusi terkait. Caranya, dengan menjalankan Bilateral Swap Agreement dan Currency Swap Agreement.

Terakhir, apabila tekanan terus berlanjut serta mengganggu stabilitas ekonomi, maka BI akan menyesuaikan suku bunga.


Kepercayaan Investor

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Suahasil Nazara (Fiki Ariyanti/Liputan6.com)

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, gejolak nilai tukar bukan hanya dialami rupiah. Namun, juga mata uang negara lain di dunia.‎

Menurut dia, pelemahan rupiah tidak akan menurunkan kepercayaan investor pada Indonesia. Alasannya, dari sisi pertumbuhan ekonomi, Indonesia merupakan salah satu yang terbaik. Hal ini dinilai menjadi modal yang kuat bagi para investor untuk tetap melirik Indonesia.

Selain itu, kegiatan ekonomi dan industri di dalam negeri tidak terlalu terpangaruh oleh pelemahan rupiah. Indikasinya terlihat dari pertumbuhan impor yang masih tinggi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya