Dugderan Digelar di Dekat Masjid Kauman Semarang, Akankah Tong Setan Tampil?

Dugderan biasa digelar untuk menyambut Ramadan di Semarang.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mei 2018, 09:30 WIB
Pengunjung saat melihat atraksi 'Tong setan' di pasar malam PURI BETA II, Tangerang , Banten, Kamis (31/12). Untuk menonton pertunjukan ini di kenakan biaya 7000 sekali masuk tong setan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Semarang - Wahana permainan pasar malam Dugderan yang digelar di eks Pasar Yaik Baru Semarang, Jawa Tengah, diprotes karena akan mengganggu aktivitas peribadatan di Masjid Agung Semarang, atau biasa disebut Masjid Kauman.

"Kami tidak tahu jika arena atau wahana permainan-permainan yang besar akan ditempatkan di eks Pasar Yaik Baru," kata Sekretaris Takmir Masjid Agung Semarang Muhaimin di Semarang, Senin, 7 Mei 2018, dilansir Antara.

Eks Pasar Yaik Baru Semarang yang berseberangan persis dengan Masjid Agung Semarang baru saja dibongkar dan diratakan tanah karena akan dibangun menjadi alun-alun seiring dengan proyek revitalisasi Pasar Johar Semarang.

Pasar malam Dugderan merupakan acara tahunan menyambut bulan Ramadan di Kota Semarang yang biasanya berisi berbagai pedagang, mulai gerabah, pakaian, mainan anak-anak, hingga wahana permainan.

Di eks Pasar Yaik Baru yang sudah rata dengan tanah, terlihat sejumlah wahana permainan yang biasa mengisi Dugderan, seperti Tong Setan yang merupakan tempat atraksi sepeda motor, komidi putar, dan bianglala.

Muhaimin mengatakan, wahana permainan dilengkapi pengeras suara yang dikhawatirkan mengganggu kegiatan di masjid. Karena itulah, ia meminta keberadaan wahana permainan Dugderan di bekas Pasar Yaik Baru ditinjau ulang.

Selain mengganggu kegiatan di masjid, kata dia, tentunya keberadaan wahana permainan Dugderan di bekas Pasar Yaik Baru akan menyakiti perasaan pedagang pasar tersebut yang baru saja direlokasi.

Ia berharap wahana permainan besar untuk pasar malam Dugderan itu bisa ditempatkan di sekitar Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Semarang yang lahannya lebih besar dan berdekatan dengan relokasi pedagang Pasar Johar.

"Kami juga menyelenggarakan, tetapi permainannya terbatas. Sebatas untuk menjaga tradisi dan kebudayaan dan tidak di eks Pasar Yaik Baru. Istilahnya Dugderan mini," kata Muhaimin.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Tanggapan Disdag Semarang

Pengendara motor melakukan akrobat 'Tong setan' di pasar malam PURI BETA II, Tangerang , Banten, Kamis (31/12). Acara ini untuk menghibur masyarakat yang ingin menghabiskan malam tahun baru. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto menegaskan keberadaan wahana permainan yang bersifat besar memang tidak diizinkan didirikan di eks Pasar Yaik Baru Semarang.

"Sesuai dengan kesepakatan, permainan-permainan besar untuk Dugderan ditempatkan di kawasan MAJT Semarang. Kami akan tertibkan besok (8/5/2018). Kecuali, kuliner, fesyen, dan mainan biasa," katanya.

Artinya, kata dia, para pengelola wahana permainan besar tersebut tidak memiliki izin untuk mendirikan di bekas Pasar Yaik Baru Semarang dan akan segera dipindahkan ke kawasan MAJT Semarang.

"Kami akan tertibkan pada Selasa (8/5/2018). Berarti mereka tidak sesuai dengan kesepakatan bersama. Pihak Masjid Agung Semarang juga menggelar Dugderan, tetapi sifatnya kecil," ujar Fajar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya