Puluhan Desa di Papandayan Berpotensi Terkena Erupsi

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan diperkirakan ada 20 desa di lima kecamatan yang berpotensi terkena dampak erupsi Gunung Papandayan.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Sep 2011, 15:36 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Status Gunung Papandayan di Garut, Jawa Barat, masih Siaga atau level III. Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geolog (PVMBG) hingga saat ini tidak ada perubahan yang signifikan sejak ditetapkan status tersebut.

Menurut keterangan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (2/9), diperkirakan ada 20 desa di lima kecamatan yang berpotensi terkena dampak erupsi Gunung Papandayan. Untuk itu  BNPB bersama PVMBG dan BPBD Garut telah menyiapkan rencana kontijensi.

"Dari rencana kontijensi tersebut diketahui jika terjadi letusan Gunung Papandayan dengan skenario terburuk. Maka wilayah yang terancam bencana sebanyak lima kecamatan yang didalamnya terdapat 20 desa," kata Sutopo.

Sutopo menjelaskan, lima kecamatan tersebut adalah Cisurupan (10 desa), Pamulihan (4 desa), Bayongbong (2 desa), Pakenjeng (2 desa), dan Sukaresmi (2 desa).

"Perencanaan kontinjensi merupakan dokumen manajemen yang digunakan untuk memastikan adanya pengaturan yang memadai dalam mengantisipasi suatu krisis," ujarnya.

Menurut Sutopo, semua parameter aktivitas gunung api masih menunjukkan peningkatan di atas rata-rata normalnya. Pada 1 September 2011, terekam 48 kali gempa vulkanik dangkal, satu kali gempa vulkanik dalam, dan asap putih tipis tinggi 20 meter.

Jumlah penduduk yang terkena dampak letusan Gunung Papandayan diperkirakan sekitar 171.744 jiwa. Namun, lanjut SSutopo, tidak seluruh penduduk tersebut harus mengungsi. Diperkirakan jumlah pengungsi mencapai 11.544 orang.

"Wilayah dengan radius dua kilometer (Kawasan Rawan Bahaya III) adalah kawasan paling berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, dan gas beracun," jelasnya.

Sementara wilayah dengan radius empat kilometer (KRB II) adalah kawasan berpotensi terlanda lontaran batu pijar dan hujan abu lebat. Sedangkan pada wilayah dengan radius 6 kilometer (KRB I) dari pusat erupsi berpotensi terlanda hujan abu lebat dan kemungkinan lontaran batu pijar.

Sutopo menambahkan, pihaknya telah menyiapkan tujuh lokasi yang disiapkan untuk tempat pengungsian. Ketujuh tempat itu adalah halaman Kantor Kecamatan Sukaresmi, Yonif 303 Cibuluh dan di SKB Cisurupan, halaman Kantor Kecamatan Pamulihan, halaman Kantor Kecamatan Pakenjeng, lapangan Banyongbong, lapangan Ibrahim Ajie, dan lapangan Ngamplang.(IAN)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya