Top 3: Dampak Cuti Bersama Lebaran 2018 versi Bos GarudaFood

Ini tiga artikel terfavorit pilihan pembaca Kanal Bisnis Liputan6.com. Apa saja?

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 09 Mei 2018, 07:30 WIB
Banner Cuti Bersama Lebaran 2018 (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sudah memutuskan cuti bersama Lebaran 2018 tetap tujuh hari, sehingga total libur Lebaran menjadi 10 hari pada 11-20 Juni 2018. Akan tetapi, keputusan ini bersifat tidak wajib bagi buruh dan pengusaha.

Kebijakan pemerintah terkait cuti bersama Lebaran 2018 ini ditanggapi positif oleh Pendiri GarudaFood Sudhamek AWS. Salah satu orang terkaya Indonesia versi Forbes 2017 ini menilai akan ada efek ganda dari keputusan cuti bersama tersebut.

Artikel mengenai cuti bersama Lebaran 2018 masih menarik perhatian pembaca Kanal Bisnis Liputan6.com. Berikut deretan artikel populer yang dirangkum Rabu (9/5/2018):

1. Mau Disukai Rekan Kantor? Coba Tiru 4 Trik Jitu Ini

Mendapatkan perhatian dari rekan-rekan di kantor tidaklah mudah untuk dilakukan. Hal ini karena Anda akan bertemu banyak orang dengan latar belakang serta sifat yang berbeda-beda pula. Meskipun begitu, mendapatkan perhatian tentu tidaklah hal buruk, bahkan hal tersebut merupakan satu dari banyak hal yang mesti Anda lakukan ketika mulai memapaki dunia karier.

Dengan orang lain mengetahui potensi Anda, Anda akan mudah diingat dan ditempatkan sesuai dengan potensi yang Anda miliki. Beragam kesempatan baik akan menanti Anda saat Anda telah dikenal oleh banyak rekan kerja, apalagi jika hal tersebut berkaitan dengan citra diri serta kualitas Anda dalam bekerja.

Berita selengkapnya baca di sini

2. Bos GarudaFood Blak-blakan Imbas dari Cuti Bersama Lebaran 2018

Pemerintah telah memutuskan cuti bersama Lebaran 2018 sebanyak tujuh hari. Namun cuti bersama di sektor swasta bersifat fakultatif atau tidak wajib, dan pelayanan publik dijanjikan tetap berjalan.

Pendiri GarudaFood, Sudhamek AWS menyambut baik keputusan pemerintah tersebut. Ada jalan tengah dari tarik ulur cuti bersama Lebaran bagi pemerintah dan swasta.

"Kalau pelayanan publik tetap kerja, maka layanan logistik, bea cukai, perbankan juga harus tetap buka. Itu baru ada alignment antara swasta dan lembaga pemerintahan," tutur dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Berita selengkapnya baca di sini

3. Sri Mulyani: Saya Tak Takut Berdebat

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa dirinya tidak takut terhadap tantangan untuk berdebat. Menurut dia, hal lain yang perlu ditakuti adalah cara berpikir generasi muda di masa mendatang.

"Tidak ada yang saya takuti, yang saya takuti adalah cara berpikir, terutama generasi muda yang tidak mau berpikir terbuka. Itu yang saya takuti, karena di situlah saya melihat masa depan Indonesia," kata Sri Mulyani di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan.

"Kalau jabatan, debat, jadi menteri pintar atau enggak pintar, jadi menteri terbaik atau tidak terbaik, itu tidak saya takuti karena itu tidak ada konsekuensinya," ucap Sri Mulyani.

Berita selengkapnya baca di sini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya