Liputan6.com, Jakarta Saat-saat remaja merupakan masa pencarian jati diri sekaligus periode emas dalam mengembangkan bakat. Selain di bidang akademis, para remaja juga dapat mengeksplorasi bakat di bidang lain.
Ajang pencarian bakat pun menjadi salah satu sarana mengembangkan potensi remaja. Hal ini pula yang melatarbelakangi Indonesia Girl (IG) 2018 dibuat. IG 2018 merupakan ajang pencarian bakat remaja putri Indonesia.
Advertisement
Untuk perhelatan perdananya, IG 2018 dibagi dalam dua kategori yakni anak remaja mulai dari usia 9-12 tahun untuk Indonesia Girl Junior dan 13-18 tahun untuk Indonesia Girl.
Derry menuturkan, IG 2018 merupakan ajang pencarian bakat yang berkualitas dan tidak monoton. Sebab, dari masing-masing kategori akan dipilih 25 orang untuk merebut gelar ikon remaja Indonesia pada tanggal 8 Juli 2018.
Saatnya Remaja Putri Bersinar di Indonesia Girl 2018
"Tujuan dari adanya IG 2018 ini adalah sebagai wadah pencarian bakat muda khususnya remaja putri yang akan menjadi ikon Indonesia. Para putri terpilih nantinya akan menjalankan berbagai kegiatan sosial, keremajaan, dan pariwisata. Kami menghadirkan 2 kategori 9-12 tahun untuk Indonesia Girl Junior dan 13-18 tahun untuk Indonesia Girl,” tutur Derry Dahlan, CEO Indonesia Girl, dari keterangan yang diterima Liputan6.com, Selasa (8/5/2018).
Saat ini sudah lebih dari 500 orang pendaftar dari berbagai kota yang turut serta. Adapun bocoran kriteria yang harus dimiliki setiap kontestan adalah harus cerdas, berkepribadian baik, cantik, dan inspiratif.
Advertisement
Saatnya Remaja Putri Bersinar di Indonesia Girl 2018
IG 2018 yang bersinergi dengan kantor pemerintahan dan swasta ini akan menyiapkan para pemenang menjadi ikon yang menginspirasi untuk kegiatan keremajaan. Para pemenang nantinya akan memiliki tugas khusus seperti mengampanyekan gerakan anti narkoba, duta anti kekerasan anak, duta anti pornografi, duta baca, dan duta pariwisata.
"Harapan saya kedepannya yakni lahirnya para remaja yang berprestasi yang siap bersaing secara mental untuk menghadapi era globalisasi. Di samping itu, lebih banyak lagi remaja yang memiliki nilai kebangsaan yang tinggi," tutupnya.