Wall Street Menguat Usai Trump Hentikan Kesepakatan Nuklir Iran

Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari perjanjian internasional yang telah dibuat pada 2015.

oleh Arthur Gideon diperbarui 09 Mei 2018, 05:10 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street mampu mengurangi kerugian pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) setelah Presiden Donald Trump mengatakan bahwa AS akan menghentikan kesepakatan nuklir Iran. Pernyataan dari Trump ini sesuai dengan harapan para pelaku pasar.

Mengutip Reuters, Rabu (9/5/2018), Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,01 persen ke level 24.360,21. Nasdaq Composite menambahkan 0,02 persen menjadi 7.266,90. Sedangkan untuk S&P 500 berakhir turun 0,03 persen menjadi 2.671,92.

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari perjanjian internasional yang telah dibuat pada 2015 dan mengembalikan sanksi terhadap Iran.

Dalam perjanjian Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), Iran dituntut untuk mengurangi stok uranium (bahan baku pembuat nuklir) hingga 98 persen dan berhenti menjalankan program pengembangan senjata nuklir.

Kepatuhan Iran akan ditukar dengan pencabutan sanksi dari para negara penandatangan.

Penandatangan dari pakta tersebut adalah Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB (China, Prancis, Rusia, Inggris, AS) plus Jerman dan Uni Eropa.

Setiap 90 hari, para anggota JCPOA wajib memberikan sertifikasi kepatuhan terhadap Iran. Tenggat terdekat adalah pada 12 Mei 2018.

Sebagian besar negara anggota telah memberikan sertifikasi itu. Namun, AS belum melakukannya dan bahkan menyatakan diri keluar dari kesepakatan tersebut.

 


Sektor Energi

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Sektor energi menjadi pendorong Wall Street dan mampu menghapus kerugian yang telah dibukukan sebelumnya dengan naik 0,78 persen karena harga minyak mengalami kenaikan.

Analis NatWest Markets, Stamford, Connecticut, AS, Brian Daingerfield menjelaskan, bursa AS mampu bertahan dari pelemahan meskipun masih ada ketidakpastian di pasar.

Keputusan Trump ini akan meningkatkan risiko konflik di Timur Tengah dan juga mengecewakan sekutu Amerika. Dampaknya adalah mengganggu pasokan minyak global. Trump mengatakan dia bersedia merundingkan kesepakatan baru dengan Iran.

"Dia menginginkan kesepakatan baru. Pintu terbuka untuk mencoba lagi," kata analis Trust Capital Partners, Chicago, AS, Brian Battle.

 Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya