Liputan6.com, Malang - Pertandingan pertama Arema FC menghadapi PSBK Blitar di Piala Indonesia 2018 di Stadion Soeprijadi, Blitar, Rabu (9/5/2018) menjadi perhatian tersendiri bagi tim pelatih Singo edan. Pasalnya dengan skuat yang dimilikinya harus bisa dibagi menjadi dua konsentrasi di dua kompetisi berbeda.
Persiapan awal Arema nampaknya sedikit berbeda dengan laga sebelumnya di Liga 1. Tak bermaksud anggap enteng lawan pada Piala Indonesia, tapi Arema ingin menyimpan beberapa pemain inti.
Baca Juga
Advertisement
Salah satunya adalah kapten tim, Dendi Santoso yang tidak berangkat dalam rombongan ke Kota Sang Ploklamator. Dia diberi waktu untuk beristirahat karena masalah fisik dan cedera pada lutut serta engkelnya.
"Semua keputusan ada di tangan pelatih, saya menghargai keputusan itu karena pelatih lah yang mengerti akan kebutuhan tim. Lagipula musim ini kita mengikuti dua kompetisi yang akan banyak menguras energi dan pikiran," ujar Dendi Santoso.
Selain pemain bernomor punggung 41 ini, pelatih Arema, Joko Susilo mengambil keputusan untuk meninggalkan pemain seperti Arthur Cunha, Purwaka Yudi, Saiful Indra Cahya dan juga Ahmat Alfarizi untuk menetap di Malang memulihkan cedera.
"Secara keseluruhan memang tidak mengalami cedera parah, hanya saja saya tidak ingin mengambil resiko dengan memaksakan pemain untuk tampil. Saya masih memiliki beberapa pemain lain yang kondisinya jauh lebih prima," ujar Joko.
Fokus PSM
Keputusan ini diambil juga dikarenakan persiapan tim kelahiran 1987 ini menghadapi PSM Makassar yang akan datang ke Malang dalam pekan ke sembilan Liga 1 2018.
"Bukan maksud meremehkan PSBK yang notabene berada di kasta kedua, namun saya juga harus menimbang beberapa aspek untuk bisa meraih hasil terbaik untuk dua laga kedepan," ujarnya.
Laju positif Arema FC di Liga 1 sedikit terhenti. Itu setelah mereka kalah 0-1 dari Persebaya Surabaya pada derby Jawa Timur yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo.
Advertisement
Tetap Serius
Gethuk menegaskan, Arema FC tidak akan bermain-main dalam Piala Indonesia ini. Dengan menggunakan sistem gugur, Arema tak boleh salah melangkah.
"Sekali salah mengambil keputusan yang mengakibatkan kekalahan, habis sudah kesempatan kita mengikuti ajang bergengsi ini," katanya.