Liputan6.com, Jakarta Selain memiliki segudang destinasi wisata alam, Jawa Timur juga memiliki potensi wisata sejarah yang bagus. Sebut saja mulai dari House of Sampurna, Desa Kemiren, Jembatan Merah, Monumen Kapal Selam, hingga Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman, semua menjadi potensi wisata sejarah Jawa Timur yang bisa dikembangkan.
Hal itu juga diakui Deputi Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana. Menurutnya Pitana, kekayaan sejarah Jawa Timur yang melimpah jika dikemas dengan baik akan jadi atraksi wisata yang bagus bagi wisatawan nusantara.
Advertisement
Lebih jauh Pitana mengatakan, untuk mengembangkan potensi wisata sejarah tentu bukan hanya tugas pemerintah, melainkan juga membutuhkan komitmen dari masyarakat, budayawan, komunitas dan pelaku industri wisata sejarah, serta akademisi dan media.
Komitmen Semua Pihak
Hal tersebut menurut Pitana menjadi penting untuk mendata, mengidentifikasi, mengembangkan, dan mematenkan sejarah dengan menyertakan nilai filosofis dari daerah setempat.
“Sadar wisata sejarah juga perlu dibina kepada kader generasi muda, sehingga arahnya dapat memenuhi standar pelayanan yang dibutuhkan wisatawan, khususnya wisatawan pencinta sejarah,” kata Pitana menambahkan.
Yang terpenting menurut Pitana penetapan destinasi wisata sejarah, khususnya di Jawa Timur harus melalui komitmen pemerintah daerah yang bersinergi dengan pemerintah pusat. Selain itu, destinasi wisata sejarah perlu konsep pembelajaran yang disesuaikan dengan tantangan global, yaitu menggabungkan konsep lokal, tradisional, dan modern.
Advertisement
Banyuwangi Terus Berbenah
Tak jauh berbeda dengan Pitana, Branando Alfonso, Tim Percepatan Wisata Sejarah Kementerian Pariwisata menurut informasi resmi yang diterima Liputan6.com, Selasa (8/5/2018) mengatakan, dengan perencanaan yang tepat, Banyuwangi dengan segala potensinya bisa menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang luar biasa.
Banyuwangi sendiri kini terus berbenah di sektor pariwisata. Pembenahan infrastruktur pariwisata tengah dikebut, mulai dari aksesibilitas, amenitas, hingga membuat beragam atraksi wisata yang memampu menarik minat wisatawan dalam dan luar negeri. Tak hanya itu, destinasi wisata 1.000 festival ini juga terus berupaya meningkatkan sumber daya manusia pelaku pariwisata, mulai dari jasa transportasi, guide, pengelola destinasi, hingga pengelola homestay.