Jepang, China, dan Korea Selatan Desak Denuklirisasi Korea Utara

PM China dan Jepang serta Presiden Korea Selatan menegaskan kembali pentingnya denuklirisasi Korea Utara.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 10 Mei 2018, 06:48 WIB
Perdana Menteri China Li Keqiang, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menyapa awak media usai melakukan pertemuan tingga negara di Tokyo, Jepang (9/5). (AP Photo/Eugene Hoshiko, Pool)

Liputan6.com, Tokyo - Perdana Menteri China Li Keqiang, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menegaskan kembali pentingnya denuklirisasi Korea Utara.

Penegasan itu diutarakan dalam pertemuan tripartit tahunan rutin di Tokyo, Rabu, 9 Mei 2018, yang terselenggara jelang KTT Korea Utara-AS yang mempertemukan Donald Trump dan Kim Jong-un.

Topik pembahasan meliputi, proses perdamaian Korea Utara - Korea Selatan, denuklirisasi di Semenanjung Korea, hingga upaya pembebasan warga negara Jepang yang diculik dan ditawan oleh rezim Korea Utara sejak beberapa dekade lalu. Demikian seperti dikutip dari The South China Morning Post (9/5/2018).

"Jepang, China dan Korea Selatan, bekerja sama dengan komunitas internasional, harus mendesak Korea Utara untuk mengambil tindakan nyata," kata Abe merangkum pertemuan yang membicarakan berbagai isu dan dinamika seputar Korea Utara.

"Kita harus memimpin momentum berkelanjutan menuju denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea dan mencapai perdamaian serta stabilitas di Asia Timur Laut," lanjut Abe.

Abe mengatakan bahwa China dan Korea Selatan akan mendukung upaya Jepang untuk menyelesaikan masalah warga Negeri Sakura yang diculik oleh Korea Utara beberapa dekade lalu. Dia mengatakan, hal itu adalah salah satu prioritas utama pemerintahnya.

Sementara itu, Presiden Moon Jae-in menekankan perlunya dukungan dari Jepang dan China dalam proses 'menuju perdamaian di Semenanjung Korea dan Asia Timur Laut'.

Sedangkan PM Li Keqiang mengatakan, "Kami berkomitmen untuk bekerja dengan Jepang dan Korea Selatan, bersama-sama, mempertahankan stabilitas regional dan mendorong perkembangan tiga negara."

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Upaya Jepang untuk Tetap Relevan?

Suasana saat Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Perdana Menteri China Li Keqiang dan delegasi lainnya melakukan pertemuan puncak tiga negara di Tokyo, Jepang (9/5). (Kim Kyung-Hoon / Pool via AP)

Seperti dikutip dari Time, para pemimpin juga sepakat untuk mengadakan pertemuan puncak trilateral secara teratur dan membentuk sekretariat gabungan tiga negara.

KTT Trilateral China-Jepang-Korea Selatan telah yang dimulai sejak 2008 seharusnya rutin diadakan setiap tahun. Namun, sempat hiatus selama tiga tahun sejak terakhir terselenggara pada 2015.

Terselenggaranya kembali KTT tersebut, menurut analis, merupakan upaya Jepang untuk mempererat kembali hubungan dengan China dan Korea Selatan. Tujuannya, agar Negeri Sakura tidak tereksklusi dari perkembangan dinamika proses perdamaian dan negosiasi seputar Semenanjung Korea, terkhusus, dengan Korea Utara.

PM Jepang Shinzo Abe menegaskan kembali posisi Jepang bahwa mereka akan menormalkan hubungan dengan Korea Utara hanya jika yang Pyongyang mengambil langkah konkret meninggalkan program nuklir dan rudalnya serta menyelesaikan masalah warga negara Nippon yang diculik oleh agen Korea Utara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya