Kembali Rusuh, Pengamanan Tahanan Rutan Mako Brimob Diminta Dievaluasi

Polri juga diminta bergerak cepat dalam penanganan kasus ini kerusuhan di Mako Brimob untuk mencegah banyaknya informasi hoaks.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mei 2018, 22:03 WIB
Suasana di depan pintu gerbang Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5). Lima polisi gugur dalam rusuh di Mako Brimob akibat bentrok fisik dengan para napi saat berusaha menenangkan situasi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta masyarakat tak langsung percaya dengan berbagai informasi yang beredar di media sosial terkait dengan kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Ia yakin Polri akan segera menjelaskan semua hal peristiwa itu.

“Jangan langsung percaya dengan berbagai kabar ataupun foto yang beredar di media sosial. Saya yakin Polri akan segera menuntaskan kasus ini dan mengumumkan ke publik mengenai semua hal menyangkut kerusuhan ini, termasuk penyebab dan jumlah korban jiwa,” kata Sahroni dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (9/5/2018).

Di sisi lain, Sahroni mengingatkan Polri harus bergerak cepat dalam penanganan kasus ini untuk mencegah semakin banyaknya informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya. Jangan sampai masyarakat termakan informasi salah hingga terprovokasi atau berdampak pada lunturnya kepercayaan terhadap Polri. Terlebih kerusuhan ini terjadi di rutan yang berada di Mako Brimob.

Sahroni mengingatkan adanya klaim dari ISIS yang mengaku mendalangi kerusuhan ini melalui aplikasi media sosial. Jika memang pernyataan itu memiliki korelasi dengan kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Polri dan pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap pengamanan tahanan, khususnya yang terlibat dalam kasus terorisme.

Sebaliknya bila tak berkaitan dengan ISIS, Polri harus segera menginformasikan kebenarannya secara detail agar publik tak termakan hasutan.

Hal ini dilontarkan Sahroni menanggapi pernyataan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono yang menjelaskan kerusuhan disebabkan persoalan nasi titipan keluarga tahanan.


Bukan Pertama Kali Kejadian

Aparat keamanan berjaga di depan pintu gerbang Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5). Enam orang dilaporkan meninggal dalam kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sahroni juga menilai pentingnya dilakukan evaluasi pengamanan di berbagai rutan, termasuk di Rutan Mako Brimob. Kerusuhan di lokasi ini diketahui bukan kali pertama terjadi.

Sebelumnya insiden keributan juga terjadi di rumah tahanan yang lekat dengan kasus terorisme pada 11 November 2017 lalu. Keributan ketika itu bermula saat petugas Densus 88 melakukan sweeping di sel-sel narapidana dan menyita sejumlah ponsel.

“Peristiwa kedua yang berlangsung dini hari mempertegas pentingnya dilakukan evaluasi pengamanan, apakah jumlah personel yang menjaga di rutan di tambah atau perlunya dilakukan langkah lain,” pesan politisi Partai Nasdem ini.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya