Liputan6.com, Depok - Polri mengidentifikasi sejumlah napi teroris radikal di Mako Brimob. Hal ini dilakukan usai pecahnya kerusuhan di rutan teroris Mako Brimob yang berakibat fatal dengan meninggalnya lima anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.
"Sekira 30 sampai 40 napi dikategorikan keras," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto, di Mako Brimob, Kamis (10/5/2018).
Advertisement
Setyo menjelaskan, napi yang masuk dalam kategori keras atau radikal ini, kerap memprovokasi narapidana lainnya untuk bertindak anarkistis. Setyo khawatir mereka akan menyandera napi lainnya.
"Kalau mereka nyandera yang lain kan bahaya juga," ujar Setyo.
Dia mengatakan, napi di Mako Brimob yang memberontak tetap diberikan asupan makanan. Tercatat, ada 150 nasi bungkus yang dikirim melalui tim negosiator dini hari tadi.
"Jadi begini polri memperhatikan nyawa manusia kita tidak mau ada korban lebih. Pokoknya kami 150 nasi bungkus," kata Setyo.
Melalui Negosiator
Diapun memberitahu cara polisi mendistribuksikan makanan yaitu dengan meminta bantuan tim negosiator dengan membuat perjanjian.
"Ada perjanjian ketika sedang kirim makanan jangan ditembak," ungkap Setyo.
Demikian pula ketika mengambil jasad korban keberingasan narapidana. "Samalah (negosiasi)," ujar dia.
Advertisement