Liputan6.com, Jakarta - Dewi Lukmianti, saudara kembar dari Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi (33), bercerita sebelum Denny meninggal dunia karena kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/5/2018) malam.
Dewi berencana untuk berkumpul bersama keluarga dan Denny saat ulang tahun keduanya, Selasa (15/5/2018) pekan depan.
Advertisement
"Kebetulan kan tanggal 15 Mei kami berulang tahun. Jadi sekalian mau membuat acara munggahan sekalian kumpul keluarga," kata Dewi di rumah duka, Jalan Kramat 3E, nomor 46, RT 008, RW 010, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (9/5).
Kendati demikian, dalam rencana itu ternyata Denny tidak bisa menghadiri acara tersebut dengan alasan masih harus bekerja. Komunikasi terakhir antara Dewi dengan Denny itu pada Senin (7/5/2018).
Sebelum Denny meninggal, ternyata Dewi tak mempunyai firasat kalau saudara kembarnya itu akan meninggalkan mereka selamanya. Dia hanya menyampaikan, sekitar pukul 04.00 WIB, pihak keluarga mendapatkan informasi kalau Denny menjadi salah satu sandera dari narapidana teroris.
"Dapat kabar jam 04.00 WIB subuh, katanya kembaran saya disandera. Enggak tahunya dapat kabar jam 11.00 WIB sudah enggak ada (meninggal)," jelasnya.
Denny yang baru saja mendapatkan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi Aipda Luar Biasa Anumerta, baru saja bertugas atau BKO di Mako Brimob menjadi anggota Densus 88. Pria yang sudah bertugas selama 14 tahun ini sebelumnya bertugas di Polresta Bekasi di Kesatuan Narkoba.
"Kurang lebih 3 bulan tugas di Mako Brimob karena BKO," Dewi Menandaskan.
Prestasi Cemerlang
Kapolresta Bekasi Kombes Indarto mengatakan, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi (33), memiliki kinerja yang sangat bagus. Itulah yang menjadikan alasan Detasmen Khusus (Densus) 88 antiteror memilih Denny untuk bergabung dan bermarkas di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, sejak bulan Febuari lalu.
"Kinerja almarhum memang bagus. Makanya di BKO-kan ke Densus 88. Kalau enggak bagus kan Densus juga enggak mau kan? Anaknya baik, enerjik dan cerdas. Karena beliau (Denny) kan penyidikan juga di Densus 88," kata Indarto di rumah duka.
Lebih lanjut, mantan Kasubdit V Dittipikor Bareskrim Polri ini mengungkapkan bahwa Denny kerap kali menangkap para bandar narkoba kelas kakap yang berkeliaran di kawasan wilayah hukumnya. Sebelum dipindahtugaskan, Denny sempat melakukan penangkapan terhadap bandar narkoba yang membawa ganja seberat 5 kilogram.
Meskipun Denny sudah tak lagi tugas di Kesatuan Narkoba Polresta Bekasi, namun pihaknya tetap bertanggungjawab terhadap anak dan istri korban dengan memberikan santunan berupa asuransi. Pasca tewas dalam menjalankan tugas, Denny pun mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa dari Polri.
"Walaupun almarhum telah meninggalkan kita semua, tapi keluarga yang bersangkutan masih kami anggap sebagai keluarga besar Polres Metro Bekasi Kota. Saya sampaikan kepada keluarga kalau membutuhkan bantuan, jangan sungkan kepada kami," jelasnya.
Atas kejadian tersebut, dirinya bersama dengan seluruh jajaran Polresta Bekasi mengucapkan rasa belasungkawa terhadap keluarga besar Denny yang merupakan pensiunan Polri. Dirinya juga menuturkan, kalau jasa Denny sangat besar kepada bangsa dan negara.
"Insya Allah yang bersangkutan mati syahid dan meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Beliau gugur saat melaksanakan tugas negara," tandasnya.
Reporter: Habibi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement