Liputan6.com, Depok - Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM, Wiranto, mengatakan seluruh napi terorisme yang ada di Mako Brimob telah menyerah. Mereka menyerah setelah Polri mengultimatum dan melakukan penyerangan terhadap mereka.
"Sudah direncanakan serbuan untuk melucuti, menyerbu mereka di lokasi yang telah kita lokalisasi, kepung, tentunya sesuai dengan standar Polri dan internasional, aparat memberikan ultimatum, jadi bukan negosiasi ya, bahwa kita akan melakukan serbuan. Menyerah ataau mau menanggung risiko serbuan itu. Tentu dengan batas waktu," kata Wiranto di Mako Brimob, Depok, Kamis (10/5/2018).
Advertisement
Menurut dia, batas waktu yang diberikan Polri adalah fajar ini. Sebelum fajar, lanjut dia, para napi menyerah tanpa syarat. Polri pun meminta mereka satu per satu keluar dari rutan.
"Mereka 145 dari 155 keluar satu per satu tanpa syarat. Senjata ditinggalkan kurang lebih 30 pucuk," ujar Wiranto.
Sementara, 10 orang lainnya masih bertahan di Rutan Mako Brimob. Polri pun akhirnya melaksanakan serbuan dengan saksama.
"Oleh karena itu, kita lihat ada bunyi tembakan, bom, bom asap dan air mata, serta penyisiran oleh aparat yang telah ditentukan. Dalam serbuan itu, 10 sisa teroris menyerah. Jadi lengkap. Semua teroris menyerah kepada aparat Kepolisian Republik Indonesia," tutur Wiranto.
Menurut dia, ini sesuai sikap pemerintah Indonesia seperti yang disampaikan Presiden Jokowi di berbagai forum, dalam menghadapi terorisme, Indonesia tegas, konsisten, tidak pandang bulu. Berdasarkan itu, Wiranto mengumpulkan dan melakukan rapat koordinasi dengan pihak yang terkait terorisme.
Turut hadir dalam konferensi pers ini, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris Komjen Suhardi Alius.