Bahagia Campur Haru, Istri dari Iptu Yudi Korban Rusuh Mako Brimob Melahirkan

Iqbal berharap, sang putra almarhum bisa melanjutkan perjuangan sang ayah dalam membela negara. Harapan lain yakni sang anak menjadi anak saleh dan berbakti.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 10 Mei 2018, 12:14 WIB
Sebuah karangan bunga dari jajaran Lantas Kota Tangerang menghiasi Mako Brimob Kelapa Dua, Depok Kamis (10/5). Pasca kerusuhan napi teroris di Rutan Cabang Salemba, dua karangan bunga dikirim menggunakan sepeda motor. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar gembira sekaligus haru datang dari institusi Polri, anak dari Briptu Yudi Rospuji terlahir ke dunia tepat pada hari ini, Kamis (10/5/2018).

Iptu Yudi Rospuji merupakan salah satu korban meninggal dalam insiden pembebasan Rumah Tahanan (Rutan) Salemba cabang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

"Ini takdir dari Yang Mahakuasa, ketika ayahnya pulang ke pangkuan Ilahi, putranya lahir di muka bumi," ujar Karopenmas Mabes Polri M Iqbal di Mako Brimob, Kamis (10/5/2018).

Iqbal berharap, sang putra almarhum bisa melanjutkan perjuangan sang ayah dalam membela negara. Harapan lain yakni sang anak menjadi anak saleh dan berbakti.

"Anak ini anak saya, dan anak seluruh anggota Polri. Tetap semangat," kata Iqbal.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Wiranto mengatakan, seluruh napi terorisme yang ada di Mako Brimob telah menyerah. Mereka menyerah setelah Polri mengultimatum dan melakukan penyerangan terhadap mereka.

"Sudah direncanakan serbuan untuk melucuti, menyerbu mereka di lokasi yang telah kita lokalisasi, kepung, tentunya sesuai dengan standar Polri dan internasional, aparat memberikan ultimatum, jadi bukan negosiasi ya, bahwa kita akan melakukan serbuan. Menyerah atau mau menanggung risiko serbuan itu. Tentu dengan batas waktu," kata Wiranto di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).

 


Minta Maaf

Polisi dengan rompi antipeluru berjaga di depan Rutan Cabang Salemba Mako Brimob seusai operasi penanggulangan di Depok, Kamis (10/5). Polri telah menghentikan operasi penanggulangan penyanderaan pada Kamis pukul 07.15. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Lima polisi dan seorang napi teroris meninggal dalam peristiwa yang merupakan buntut dari kerusuhan pada Selasa, 8 Mei 2018 di Mako Brimob.

Polri pun meminta maaf kepada masyarakat karena kejadian itu.

"Selaku pimpinan polri dan yang bertanggung jawab dalam operasi ini, mohon maaf kepada seluruh rakyat dan bangsa serta negara, karena seluruh rakyat terganggu dan menjadikan kejadian ini pusat perhatian dunia serta anak bangsa. Kami memohon maaf. Walaupun Polri menjadi korban," ujar Syafruddin.

Menurut dia, Polri juga meminta maaf kepada anggota keluarga polisi yang meninggal. Sebab, Polri tidak sempat menyelamatkan lima anggotanya yang berjaga di Mako Brimob.

"Jajaran Polri memohon maaf kepada anggota keluarga korban yang gugur sebanyak 5 orang dan luka 4 orang karena institusi Polri tak sempat menyelamatkan jiwa dan raga. Walaupun segala daya dan upaya, saya pimpin sendiri, mulai dari persuasif, Polri selalu disoroti masalah HAM, namun upaya (persuasif) itu tak berhasil. Polri meminta maaf kepada keluarga korban," kata Syafruddin.

 


Ngajar Ngaji

Tim Gegana Brimob berdiri di depan garis polisi yang terpasang di sekitar Rutan Cabang Salemba Mako Brimob di Depok, Kamis (10/5). Setelah sekitar 34 jam, para napi terorisme yang membuat kerusuhan akhirnya menyerah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Rospuji Siswanto, salah satu korban kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Rabu (9/5/2018) malam. Anggota Brimob itu meninggalkan istri yang sedang hamil tua dan tiga anaknya.

Korban tinggal bersama istri dan anaknya di Kelurahan Sukma Jaya, Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Di mata warga sekitar, Yudi adalah sosok pria yang baik dan ramah. Di waktu senggang, almarhum kerap mengajar ngaji anak remaja di sekitar rumahnya. Terkadang, dia yang mendatangi rumah tetangganya untuk diajarkan mengaji.

"Kebiasaannya kalau waktu senggang begitu. Mau ngajar ngaji remaja di sini," ucap Hasanah, yang mengenal dekat sosok Yudi.

Almarhum Yudi tinggal bersama istri dan tiga anaknya. Kerabat dan tetangga mengaku belum mengetahui secara persis kronologi gugurnya Yudi dalam insiden kerusuhan yang melibatkan sejumlah tahanan teroris di Mako Brimob Depok.

"Saya masih menunggu kabar. Komunikasi lewat telepon istrinya terputus dari sore," kata Yusuf, tetangga almarhum.

Seperti dikabarkan sebelumnya, Yudi menjadi satu dari lima anggota yang gugur dalam insiden kerusuhan tersebut

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya