Liputan6.com, Cilacap - Ada yang berbeda di Cilacap dan Banyumas, Jawa Tengah, pada Kamis, 10 Mei 2018, siang. Polisi tampak berjaga di rute yang akan dilintasi kendaraan yang membawa napi teroris dari Mako Brimob ke Pulau Nusakambangan.
Jumlah petugas semakin banyak mendekati kawasan industri dan pelabuhan bongkar muat sejumlah perusahaan multinasional, mendekati area pelabuhan khusus penyeberangan ke Pulau Nusakambangan, Dermaga Wijayapura.
Mulai Kamis siang, halaman dan area parkir Dermaga Wijayapura tampak sibuk. Polisi dan anggota TNI, baik berseragam maupun berpakaian sipil, tiba untuk mengamankan pemindahan napi teroris dari Mako Brimob ke Lapas Nusakambangan.
Baca Juga
Advertisement
Polisi memasang barikade darurat. Beberapa kendaraan yang hendak masuk ke area pelabuhan khusus yang dikelola Direktorat Jenderal Pemasyarakat (Ditjen PAS) ini diperiksa.
Ketatnya penjagaan pemindahan napi teroris di dermaga penyeberangan ke Nusakambangan ini mengingatkan pada suasana menjelang pelaksanaan eksekusi mati. Polisi, TNI, dan Satuan Brimob bersenjata laras panjang bersiaga penuh.
Mendadak, seorang perwira polisi memerintahkan bawahannya memasang pembatas jalan. Jalur ke Gerbang Dermaga Wijapura untuk pemindahan napi teroris ke Nusakambangan disterilkan.
Kapal Penyeberangan ke Lapas Nusakambangan Sempat Tertahan
Kendaraan-kendaraan yang dianggap menganggu dipindah. Orang-orang yang menonton, termasuk wartawan yang hendak mengambil gambar, harus berada di belakang pembatas.
"Ini kita amankan dan sterilkan semuanya. Sepanjang jalur mulai dari penyeberangan hingga penempatan di lapas-lapas, yang akan digunakan untuk penempatan napi teroris," Kapolres Cilacap, AKBP Djoko Julianto, menjelaskan.
Matahari mulai tenggelam ketika iring-iringan bus yang mengangkut napi teroris Mako Brimob tiba di pelabuhan khusus penyeberangan ke Nusakambangan, Dermaga Wijayapura, Kamis petang.
Sebanyak delapan bus Polri yang mengakut napi terorisme itu tiba sekitar pukul 17.20 WIB. Iring-iringan dikawal oleh Patwal, puluhan anggota Brimob bersenjata laras panjang, dan Barracuda.
Kendaraan yang mengangkut napi ini langsung masuk ke Dermaga Wijayapura dan menyeberang ke Pulau Nusakambangan dengan dua kapal milik Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Namun, satu dari dua kapal itu sempat macet. Jembatan hidrolik yang mestinya otomatis mengangkat ketika kapal hendak meninggalkan dermaga mendadak macet.
Akibatnya, kapal sempat tertahan sekitar 10 menit. Petugas penyeberangan pun berjibaku mengangkat jembatan seberang dengan cara manual. Akhirnya, kapal berhasil berlayar.
Advertisement
3 Lapas di Nusakambangan untuk Napi Terorisme
Masing-masing kapal mengangkut empat bus berisi napi teroris dan dikawal puluhan anggota polisi bersenjata laras panjang. Total, untuk mengamankan pemindahan ini, Polres Cilacap mengerahkan 650 personel gabungan TNI, Polri.
"Ada bantuan Satuan Brimob Polda Jateng," dia menerangkan.
Pasukan gabungan ini mengawal pemindahan ini mulai perbatasan Banyumas-Cilacap, masuk ruas jalan di Kabupaten Cilacap, Dermaga Wijayapura, hingga masuk ke Pulau Nusakambangan.
Dua lapas di Pulau Nusakambangan dipersiapkan untuk menampung para napi teroris ini, yakni Lapas High Risk Terorism Pasir Putih dan lapas khusus bandar narkoba, Lapas Batu.
Belakangan, satu lapas legendaris lain di Nusakambangan, Lapas Besi, masuk daftar yang akan digunakan untuk menempatkan para napi teroris yang dipindah dari Mako Brimob.
Belum ada keterangan resmi dari otoritas Lapas Nusakambangan mengenai jumlah napi yang dipindah. Informasi yang dihimpun Liputan6.com, jumlahnya mencapai 145 orang napi teroris.
Hingga Kamis malam, penjagaan di Dermaga Wijayapura masih ketat. Pasukan bersenjata laras panjang masih berjaga. Pun, personel polisi masih ditempatkan di sejumlah ruas jalan sibuk dan objek vital.
Saksikan video menarik di bawah ini: