Liputan6.com, Jakarta Ibu harus cermat memilih deterjen, pewangi, serta pelembut untuk mencuci pakaian bayi.
Ibu harus ingat bahwa kulit bayi yang baru lahir begitu sangat sensitif. Kulit halus dan lembut mereka belum seutuhnya terlindungi oleh sistem kekebalan tubuh.
Karena itu, apabila ibu menggunakan deterjen mengandung zat-zat kimia berbahaya, kulit bayi mudah iritasi serta lapisan tanduk (stratum korenum bayi) jadi rusak. Sehingga memudahkan terjadinya alergi.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Dokter Anita Amalia Sari dari situs Klik Dokter, lapisan tanduk masih terus berkembang sampai bayi berumur 12 bulan atau satu tahun. Dan lapisan ini merupakan lapisan terluar yang melindungi kulit.
"Oleh sebab itu, bayi masih rentan mengalami alergi dan infeksi kulit," katanya dikutip Health Liputan6.com pada Sabtu, 12 Mei 2018.
Simak video menarik berikut ini:
Cermat Ketika Mau Mencuci Pakaian Bayi
Pernyataan itu didukung juga oleh saran para ahli agar menghindari penggunaan sebagian besar produk pencuci baju yang mengandung pewarna atau pewangi yang beredar di pasaran.
Bila merujuk pada American Academy of Dermatology (ADA), Anita mengatakan, alergi terhadap pewangi merupakan salah satu penyebab utama dermatitis kontak.
Dermatitis kontak adalah peradangan pada kulit yang dapat menimbulkan gejala mulai dari gatal ringan, kemerahan, hingga timbul bentol dan bengkak pada kulit.
Dia melanjutkan, risiko penggunaan pewangi dan deterjen pada pakaian bayi tak hanya itu saja.
Anita menjelaskan, zat kimi tersebut juga bisa memengaruhi kualitas udara di dalam rungan.
Karena itu, Anita kembali mengingatkan agar memilih deterjen pakaian bayi yang aman dan sesuai jenis kulit mereka yang masih sensitif.
Advertisement