RS Polri Bentuk Tim Medis Khusus Tangani Napi Teroris Mako Brimob

Menurut Edi, Wawan mengalami luka tembak di bagian bahu kiri akibat insiden di Mako Brimob.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 11 Mei 2018, 11:20 WIB
Keluarga korban meninggal dalam rusuh Mako Brimob berkumpul di RS Polri, Jakarta, Rabu (9/5). Lima personel kepolisian gugur dalam kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Salah seorang narapidana terorisme Rutan Mako Brimob bernama Abdul Afif alias Wawan Kurniawan masih menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Bhayangakara Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Petugas pun membentuk tim medis khusus untuk menangani Wawan Kurniawan.

"Sedang dibentuk tim penanganannya," tutur Kepala Forensik RS Polri Kombes Edi Purnomo saat dikonfirmasi, Jumat (11/5/2018).

Menurut Edi, Wawan mengalami luka tembak di bagian bahu kiri. Sebuah peluru yang bersarang membuatnya ambruk dan menggunakan kursi roda saat dibawa ke RS Bhayangkara Polri.

"Masih stabil (kondisinya)," jelas Edi.

Wawan sendiri dibawa ke RS Bhayangkara Polri pada Kamis 10 Mei 2018 sekitar pukul 09.30 WIB. Dia dibawa dengan kursi roda dalam keadaan kaki diikat menggunakan tali bening.

Adapun sepak terjangnya, Wawan merupakan tahanan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) asal Sumatera Selatan. Dalam kasus kali ini, dia diduga memprovokasi kericuhan yang mengakibatkan penyanderaan aparat kepolisian di Mako Brimob.

Akibatnya, lima anggota Polri gugur dalam kericuhan tersebut.

Saksikan video pilihan di bawah ini


Pendekatan Manusiawi

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut, jajaran Polri menggunakan pendekatan manusiawi untuk menjalankan operasi penanggulangan pembebasan sandera yang dilakukan narapidana teroris di Rumah Tahanan Cabang Salemba, Mako Brimob, Kelapa Dua Depok.

"Polri menggunakan pendekatan lunak yang dilakukan dengan cara penanggulangan yang cukup alot dan lama," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik melalui keterangan tertulis di Jakarta Kamis 10 Mei 2018 seperti dilansir Antara.

Ahmad menuturkan, anggota Polri mengedepankan pendekatan lunak lantaran mempertimbangkan adanya tahanan perempuan dan anak di rutan. Dengan penuh kesabaran, Ahmad menyebutkan proses penanggulangan pembebasan sandera berjalan baik yang berlangsung hampir 40 jam.

Seluruh terpidana teroris di Mako Brimob pun bersedia menyerahkan diri dan tanpa jatuh korban dari penyandera maupun aparat kepolisian.

Ahmad menyampaikan keprihatinan dan rasa belasungkawa yang mendalam kepada jajaran Polri usai lima anggota yang gugur dan empat anggota terluka di Mako Brimob.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya