Sidoarjo - Seorang ulama besar berpulang. Kiai Sholeh Qosim, pengasuh Pondok Pesantren An Nidhomiyah, Ngelom, Taman, Sidoarjo, Jawa Timur meninggal dunia ketika menunaikan salat Magrib, Kamis, 10 Mei 2015.
Kiai kelahiran Bangil, Jawa Timur itu merupakan salah satu saksi sejarah kemerdekaan Indonesia. "Abah merupakan bagian Laskar Hizbullah saat masa perang kemerdekaan," kata Abdul Mun'im, putra kelima sang kiai yang meninggal pada usia 90 tahun tersebut.
Atas jasanya itu, Kiai Sholeh Qosim pernah diundang khusus ke Istana Negara untuk menghadiri acara peringatan HUT TNI di Cilegon, Banten, pada 2016.
Baca Juga
Advertisement
Di luar jasanya ikut perang kemerdekaan, Kiai Sholeh Qosim memiliki peran besar dalam dunia pendidikan. Melalui pondok pesantren yang diasuhnya, ribuan santri telah diajar.
Bukan hanya di pondok, Kiai Sholeh Qosim juga menebarkan ilmu di luar pondok. Salah satunya, almarhum rutin mengisi pengajian di Masjid Agung Sidoarjo sekali sepekan.
"Beliau adalah guru bagi banyak orang. Paripurna besok (hari ini) kami tunda karena bersamaan dengan pemakaman beliau," ujar Ketua DPRD Sidoarjo Sullamul Hadi Nurmawan.
Baca berita menarik lainnya dari JawaPos.com di sini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Khofifah Merasa Kehilangan
Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1, Khofifah Indar Parawansa merasa sangat kehilangan atas wafatnya Kiai Karismatik Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Al Ismailiyah, Sidoarjo, KH Sholeh Qosim. Bagi Khofifah, almarhum Kiai Qosim adalah tokoh penting di kalangan ulama dan petinggi negara.
“Innalillahiwainnailaihirojiun seorang kiai besar, kiai alim. Kita semua kehilangan kiai Sholeh Qosim. Pasti bangsa ini kehilangan. Kiai Sholeh Qosim sosok yang mungkin bukan media darling tapi Kiai Qosim sangat sering hadir dalam perhelatan nasional, beliau sering menjadi tamu VIP di sangat banyak forum-forum nasional. Beliau juga sering jadi tamu VIP di forum pertemuan ulama-ulama nasional dan internasional,” kata Khofifah dengan mata yang berkaca-kaca saat ngelayat ke kediaman almarhum Kiai Qosim, di Sidoarjo, Jumat, 11 Mei 2018.
Khofifah mengatakan, saat muda dulu, almarhum Kiai Qosim selalu hadir sebagai pemateri dalam kegiatan kepemudaan NU. Almarhum Kiai Qosim disebut berjasa besar terhadap perkembangan organisasi otonom kepemudaan NU.
"Beliau pemerhati pemuda NU. Kami sering mengundang beliau waktu itu. Beliau memberi pencerahan saat basic training waktu di PBNU, saat PMII juga. Sangat luar biasa. Jadi beliau memberikan atensi luar biasa bagi anak muda NU, muslimat NU," imbuhnya.
Selain itu, lanjut Khofifah, almarhum Kiai Qosim juga menjadi suri tauladan bagi semua kalangan. Komitmen Kih almarhum terhadap dunia pendidikan madrasah diniyyah sangat diapresiasi.
"Kesahajaannya dan dalamnya ilmu, beliau tetap mengajarkan ilmunya di pesantrennya. Jadi beliau punya pesantren yang beliau bangun. Artinya bahwa seorang Kiai Soleh Qosim punya komitmen kuat memgambangkan pendidikan terutama berbasis madrasah diniyyah. Waktu terakhir saya sowan beliau berharap lembaga pendidikannya akan bisa dikawal," lanjutnya.
Sebelum wafat, Khofifah mengungkapkan kalau almarhum Kiai Qosim sempat memberikan amanat khusus kepadanya. Khofifah brtekad memenuhi amanat yang dipinta ketika nanti bulan Ramadan.
"Pada saat persiapan Plgub saya sowan. Nyuwun pangestu kepada beliau. Beliau masih memiliki amanah. Tadi saya ditanya putra almarhum, apakah amanah dari Kiai Qosim sudah dilaksanakan? Saya bilang amanah itu akan saya kerjakan ketika bulan Ramadan nanti. Insyaallah akan saya laksanakan karena proses tertentu," ungkapnya.
Advertisement
Gus Ipul Sampaikan Duka Cita Mendalam
Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur (Jatim) Saifullah Yusuf begitu kehilangan sosok KH Sholeh Qosim. Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu menyampaikan rasa duka atas mangkatnya pengasuh Ponpes Bahauddin Al-Islami, Ngelom, Sepanjang, Sidoarjo.
"Kami kehilangan satu di antara seorang ulama besar. Kami mengucapkan bela sungkawa sedalamnya," kata Gus Ipul dalam keterangan persnya, Jumat, 11 Mei 2018.
Gus Ipul terakhir bertemu dengan Kiai Qosim saat Haul KH Dimyathi Romly di Pondok pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang pada 26 April lalu. Saat itu, Kiai Qosim menyampaikan dua cerita kepada jamaah.
Karena kebetulan Gus Ipul mendapatkan nomor urut 2 di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) 2018. Satu di antara cerita Kiai Qosim tentang masa ketika masih menempuh pendidikan di Pesantren Darul Ulum, Peterongan, Jombang.
Di pesantren inilah, Kiai Qosim bertemu dan menjadi sahabat dekat dari Ahmad Yusuf Cholil yang merupakan ayah Gus Ipul. Bahkan, Kiai Qosim juga menjadi mentor Ahmad Yusuf di pesantren tersebut.
Kedekatan antara Kiai Qosim dengan Yusuf Cholil ini yang menjadi pertimbangan utama untuk ikut mendoakan Gus Ipul maju di Pilgub Jatim. "Saat itu, beliau mendoakan saya. Sampeyan tak ewangi, tak dongakno (Anda saya bantu, saya doakan). Abah sampeyan itu momonganku ning pondok (Ayah Anda asuhanku di pondok)," kata Gus Ipul mengulang perkataan Kiai Qosim.
Bahkan pada Rabu (9/5) lalu, Kiai Qosim sempat menelpon Gus Ipul. Sayang, telepon tersebut tak sempat terangkat oleh Gus Ipul. "Kemarin beliau sempat menelepon sampai dua kali. Namun belum terangkat. Saya telepon balik, gagal menyambung," tambahnya.
Sebagai seorang santri, Gus Ipul mengambil banyak nilai kehidupan dari sosok Kiai Qosim.
"Beliau tak hentinya memberikan dakwah. Bahkan menjelang beliau tutup usia. Mau pengajian besar, pengajian kecil, beliau tetap datang. Bahkan beliau sempat menjadi figur teladan di Peringatan HUT TNI tahun lalu. Presiden Jokowi pun mencium tangan beliau," lanjutnya.
Hari ini, Gus Ipul berencana melakukan takziah ke kediaman Kiai Qosim. "Beliau adalah seorang ulama kekasih Allah. Insya Allah beliau meninggal dalam keadaan Khusnul Qotimah," ucap Gus Ipul.
KH Sholeh Qosim wafat pada Kamis malam, 11 Mei 2018. Kiai Qosim merupakan salah satu ulama besar di Indonesia. Dia pernah tergabung dalam Laskar Sabilillah dan ikut memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Saksikan video pilihan beriku ini: