Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengklaim memiliki solusi mengatasi masalah utang pemerintah. Setidaknya ada dua hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi beban utang ini.
Langkah pertama yang bisa dilakukan yaitu dengan menerapkan sistem debt to nature swap terhadap utang Indonesia. Sistem ini berupa pembatalan utang dalam pertukaran dengan komitmen atas mobilisasi sumber daya domestik untuk pelestarian lingkungan.
"Semua setuju untuk memotong utang Indonesia ratusan juta dolar. Nanti 2019 kita akan lakukan hal yang sama debt to nature swap sama Eropa, Kanada. Bukan dengan Amerika, karena Amerika tidak tertarik. Saya yakin kita bisa dapat pemotongan utang minimum USD 10 million," ujar dia dalam Forum Dialog HIPMI di Jakarta, Jumat (11/5/2018).
Baca Juga
Advertisement
Langkah kedua dengan menukar utang yang bunganya mahal dengan utang dengan bunga yang lebih murah. Hal ini pernah Rizal Ramli lakukan saat menjabat sebagai Menteri Keuangan pada 2001.
"Kedua, kami tukar bunga utang mahal dengan bunga utang murah sama Kuwait. Karena Menteri Keuangannya datang pada kami, bilang tolong saya, saya dikritik terus oleh parlemen Kuwait karena utang Indonesia tidak kelar-kelar. Bisa tidak dibayar dulu, supaya kami tidak dikritik, nanti kami kasih lagi utang baru dengan bunga lebih murah. Ini kan hanya loan swap dari utang mahal ke utang murah," kata dia.
Dia menuturkan, jika beban utang ini bisa diatasi, dana yang dimiliki pemerintah bisa dialokasikan ke pos lain yang lebih bermanfaat, seperti untuk pembangunan infrastruktur.
"Jadi banyak cara untuk mengelola utang secara inovatif dan kreatif yang mampu mengurangi beban. Kebayang sekarang saja Rp 450 triliun, infrastruktur sudah ramai. Bagaimana kalau cicilan utang bisa kita kurangi, Rp 100 triliun, tambahin ke infrastruktur, pasti lebih heboh lagi," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rizal Ramli Ajak Sri Mulyani Debat soal Utang RI, Ini Reaksi Kemenkeu
Sebelumnya, Mantan Menteri Keuangan (Menkeu), Rizal Ramli (RR) siap untuk beradu argumen dengan Menkeu Sri Mulyani Indrawati soal utang Indonesia yang mencapai ribuan triliun rupiah. Hal ini merespons pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi sebelumnya membuka pintu kepada para politisi untuk berdebat soal utang dengan Sri Mulyani. Pernyataan Jokowi tersebut langsung ditanggapi Rizal Ramli melalui akun Twitter-nya @RamliRizal.
"Wah ini asyik (tantangan Jokowi). Tolong diatur debat terbuka RR vs SMI (Sri Mulyani) di TV. Akan ketahuan siapa yang manipulatif dan merupakan bagian dari masalah," kicau RR yang dikenal dengan jurus Rajawali Kepret itu di Jakarta, Jumat 27 April 2018.
Menanggapi permintaan Rizal Ramli, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Nufransa Wira Sakti mengaku pihaknya belum menerima undangan debat soal utang dari RR.
"Belum ada undangan (debat)," ujarnya saat dikonfirmasi Liputan6.com.
Nufransa menilai, pesan atau pernyataan yang disampaikan Jokowi terkait adu argumen utang Indonesia dengan Sri Mulyani, tentunya debat itu harus menggunakan data dan fakta.
"Rasanya message dari Pak Jokowi adalah kalau mau berdebat menggunakan data dan fakta. Tidak asal ngomong," tegas Nufransa.
Sebelumnya Rizal Ramli juga pernah mengkritik pemerintah habis-habisan soal utang Indonesia. Eks Menko Bidang Kemaritiman ini menyebut Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli ini meminta pemerintah untuk berhati-hati mengelola utang.
Lantaran dengan posisi yang sudah tembus Rp 4.034 triliun, menjadi lampu kuning bagi pemerintah untuk mulai membenahi utang tersebut. Rizal Ramli pun mengatakan pemerintah menggunakan metode gali lubang tutup jurang.
Advertisement