Liputan6.com, Jakarta - Sejauh mana pemahaman Anda tentang uang? Uang adalah alat tukar, itulah yang banyak diketahui orang. Uang juga identik dengan kekuasaan dan pengendalian.
Banyak orang menjadikan uang sebagai tujuan hidup. Sebagian yang lain justru enggan terlalu sering membicarakan uang karena khawatir terjebak pola pikir materialistis alias matre, dan lain sebagainya.
Advertisement
Yang pasti, harus diakui, masih banyak orang yang tengah menghadapi masalah uang. Bisa berupa tanggungan utang yang banyak, kebutuhan hidup yang sulit dicukupi dengan penghasilan, hingga terjebak ambisi mencari uang sebanyak-banyaknya hingga bekerja terlalu keras.
Permasalahan-permasalahan finansial seperti itu acapkali membuat orang enggan menyisihkan waktu sejenak untuk mengetahui tentang kondisi uang mereka. Asal tahu saja, sikap seperti ini sebenarnya tidak akan membawa Anda kemana-mana, lho. Anda akan kesulitan menyelesaikan masalah keuangan apabila Anda menghindari untuk membahas tentang uang.
Berikut ini 6 hal yang perlu Anda pahami tentang uang Anda sendiri. Bila Anda terapkan secara rutin, Anda bisa lebih mudah menemukan solusi praktis manakala menghadapi masalah keuangan. Yuk, coba kita simak paparannya seperti disadur HaloMoney.co.id dari Forbes.com:
1. Ketahui nilai asset Anda
Mobil, rumah, gadget mewah, tas-tas mahal, apakah itu semua aset Anda? Mulailah untuk rutin mencatat, minimal setiap setahun sekali apa saja aset yang Anda miliki dan berapa nilainya. Dalam keuangan, Anda mencatat aset dalam neraca keuangan. Neraca keuangan terdiri atas dua kolom terdiri atas kolom aset dan kolom kewajiban.
Idealnya, nilai aset Anda setiap tahun bertumbuh alih-alih semakin kecil. Sebaliknya, utang atau nilai kewajiban idealnya tidak sampai melampaui nilai total aset Anda.
2. Ketahui total penghasilan dan perincian pengeluaran
Ini juga penting, Moneysavers. Anda sudah bekerja siang malam banting tulang agar saldo rekening Anda memadai untuk membiayai semua kebutuhan hidup. Akan lebih baik bila Anda terbiasa memiliki catatan tentang berapa nilai penghasilan yang Anda dapatkan selama periode tertentu, anggaplah satu bulan.
Di saat yang sama, Anda juga perlu untuk rutin mengetahui untuk apa saja penghasilan itu Anda gunakan. Jangan sampai terjadi Anda memiliki penghasilan akan tetapi tidak tahu kemana saja uang tersebut habis.
Khusus untuk beban cicilan utang, Anda perlu disiplin mematoknya maksimal sebesar 35 persen dari nilai penghasilan rutin. Ini supaya Anda bisa mengelola risiko utang dengan baik dan menghindari kebangkrutan. Baca juga: Paket Umroh Murah 2018 Mulai Rp 19,8 juta Namun Relatif Aman
3. Miliki tujuan keuangan secara spesifik
Menyisihkan uang untuk kebutuhan masa depan adalah kebiasaan keuangan yang baik. Namun, biasakan juga untuk memiliki tujuan keuangan yang spesifik dan bisa diukur. Jadi, aktivitas Anda menyisihkan sebagian penghasilan untuk hari depan, bisa terpantau dengan lebih baik.
Sebagai contoh, Anda menyisihkan uang untuk kebutuhan uang pangkal sekolah anak 5 tahun lagi. Upayakan untuk tahu berapa target dana yang hendak Anda kumpulkan kelak. Dari angka target itu, Anda bisa mengetahui cara paling efektif untuk mewujudkannya.
Misalnya, kebutuhan uang pangkal sekolah anak 5 tahun lagi adalah sebesar Rp 60 juta. Anda bisa mengukur, apakah mengumpulkan uang dengan cara menabung akan efektif? Ataukah perlu investasi di instrument yang mampu melawan inflasi? Semakin spesifik tujuan keuangan Anda, peluang tercapai akan lebih besar.
4. Ketahui beban pajak
Tidak ada orang yang bisa lari dari kewajiban pajak. Anda bisa berhadapan dengan hukum bila terbukti sengaja menggelapkan pajak. Maka itu, salah satu hal penting perihal memahami uang sendiri adalah pahami juga beban pajak yang harus Anda bayar. Pajak penghasilan di Indonesia saat ini dikenakan pada penghasilan sebesar Rp54 juta per tahun atau mereka yang berpenghasilan Rp4,5 juta per bulan.
Di sisi lain, keputusan Anda berinvestasi di berbagai wahana investasi juga perlu diiringi dengan pemahaman atas beban pajak yang menyertainya. Misalnya, berinvestasi di emas dikenakan beban pajak 0,45 persen bila Anda punya NPWP. Bila tidak punya NPWP, beban pajak Anda lebih besar menjadi 0,9 persen.
Beban pajak juga berbeda bila Anda berinvestasi dengan membeli sebuah properti. Pajak juga berbeda-beda untuk investasi di reksadana atau saham, obligasi bahkan deposito. Baca juga: Kartu Kredit Terbaik 2018 untuk Berbagai Keperluan.
Advertisement
5. Pahami isi polis asuransi dan beban biaya premi
Mengelola risiko keuangan dengan asuransi bisa jadi keputusan finansial yang tepat. Namun, harus diakui masih banyak konsumen keuangan di Indonesia yang tidak memahami secara mendalam produk asuransi yang sudah dia beli. Misalnya, membeli asuransi pendidikan yang justru mengasuransikan sang anak.
Padahal seharusnya yang diasuransikan adalah si orangtua, selaku penanggungjawab finansial si anak dan kesalahan-kesalahan lain yang seharusnya tidak perlu terjadi.Bila Anda hendak membeli asuransi, pastikan Anda paham isi polis berikut klausul yang menjadi wilayah pertanggungan dan klausul yang membatalkan perlindungan.
Jangan sampai terjadi Anda sudah membayar premi mahal tapi dipaksa kecewa karena ternyata produk tersebut tidak melindungi risiko sebagaimana ekspektasi Anda.
6. Ketahui yang belum Anda pahami
Ada banyak tema atau isu terkait pengelolaan uang yang mungkin belum Anda pahami secara memadai. Mengapa tidak membuat daftarnya saja dan berusaha mencari tahu? Saat ini banyak, kok, kanal-kanal pembelajaran finansial yang bertebaran di dunia maya.
Anda bisa banyak membaca bahasan-bahasan tentang keuangan pribadi di media online, mengikuti seminar atau kelas baik gratis maupun berbayar. Bahkan bila perlu, Anda bisa memakai jasa perencana keuangan agar bisa memandu Anda mewujudkan keuangan pribadi yang lebih tertata.