Alasan Sultan Yogya Tidak Tetapkan Status Siaga Letusan Gunung Merapi

Menurut Sri Sultan Hamengku Buwono, tidak ada informasi maupun kajian dari BPPTKG yang menyebutkan situasi darurat di Gunung Merapi.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mei 2018, 07:05 WIB
Erupsi Gunung Merapi. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Yogyakarta - Letusan freatik Gunung Merapi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jumat pagi kemarin sempat membuat warga panik. 

Meski asap tebal dari abu vulkanik Merapi menyelimuti Kota Yogyakarta setinggi 5,5 kilometer, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono tidak menetapkan status siaga darurat. 

Karena memang, menurut Sri Sultan, tidak ada informasi maupun kajian dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yang menyebutkan situasi darurat di Gunung Merapi.

"Semoga saja tidak keluar (letusan) lagi," kata Sri Sultan Hamengku Buwono di Kantor Kepatihan, seperti dilansir dari Antara, Jumat (11/5/2018). 

Sri Sultan menambahkan, masyarakat Yogyakarta sudah berpengalaman menghadapi dampak letusan freatik dari Gunung Merapi, yang sempat memunculkan hujan abu tipis di daerah itu. 

Terkait dampak hujan abu tipis yang sempat terjadi hingga ke Kota Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono berharap agar masyarakat berhati-hati saat membersihkan abu.


Tidak Ada Erupsi Susulan Usai Merapi Meletus

Gunung MErapi usai letusan freatik (Liputan6.com / Yanuar)

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida memastikan, setelah letusan freatik Jumat pagi, tidak akan ada letusan atau erupsi susulan.

Menurutnya, saat ini suhu udara di puncak Gunung Merapi telah kembali normal pada posisi 40-50 derajat Celsius.

"Setelah ini tidak ada tahapan apa-apa, sudah tenang dan tidak ada erupsi susulan," kata Hanik.

Letusan freatik yang terjadi di Gunung Merapi Jumat pagi, menurut Hanik dipicu oleh tekanan akumulasi gas dan uap air yang mendorong material vulkanik sisa erupsi 2010.

"Uap air dan gas terakumulasi kemudian mendobrak sisa material yang ada di dalam Gunung Merapi," ujar Hanik.

 


Letusan Freatik Gunung Merapi

Erupsi Gunung Merapi. (Liputan6.com/Istimewa)

Letusan freatik yang memicu kepulan asap tebal setinggi 5,5 kilometer dari Gunung Merapi hanya terjadi selama 5 menit. Saat itu, suhu udara di puncak gunung mencapai 80-90 derajat Celsius sejak terpantau muncul, pada pukul 07.40 WIB.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menyatakan, seluruh pengungsi di lereng Gunung Merapi saat ini sudah dipersilakan kembali ke rumah masing-masing. Mereka juga telah kembali beraktivitas normal seperti biasa, setelah dinyatakan tidak ada letusan susulan.

"Sudah tidak ada lagi pengungsi, masyarakat di lereng Gunung Merapi sudah beraktivitas normal," kata Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Wahyu Pristiawan.

 

Saksikan video pilihan selengkapnya di bawah ini: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya