Liputan6.com, Wyndham - Meski sudah tinggal di Kota Wyndham, Australia selama 22 tahun, Paul Cavanagh, mengaku kota kecil yang ramah itu kerapkali terasa seperti oven.
Cavanagh mengaku pernah melihat aspal jalanan yang meleleh dan mengalir ke selokan di kota paling barat di Australia Barat ini.
Kondisi seperti itu memang bukan hal aneh di Wyndham, yang suhu rata-ratanya merupakan yang tertinggi dibandingkan kota lainnya di Australia.
Sejak tahun 1988, suhu rata-rata siang dan malam sepanjang tahun mencapai 29,3 derajat Celcius.
Baca Juga
Advertisement
Suhu di kota ini bisa mencapai 40 derajat selama beberapa hari, namun suhu maksimum rata-rata tahunan yaitu 35,6 derajat Celcius.
Meskipun tinggal di rumah insulasinya terbilang bagus, serta dilengkapi beberapa jendela dan atap putih yang sinar matahari, namun tagihan listrik Cavanagh mencapai 800 dolar Australia setiap dua bulan. Artinya, pendingin ruangan di rumah itu hampir tidak pernah dimatikan.
"Bulan terburuk mungkin Januari. Jika tidak ada hujan, panasnya tak tertahankan," ujarnya, seperti dikutip dari Australiaplus (12/5/2018).
"Rasanya kepala kita seperti dimasukkan ke microwave, lalu hujan pun akan turun," tambahnya.
Kota Wyndham, Australia yang terletak di East Kimberley ini dikelilingi oleh hamparan lahan berlumpur dan bebatuan.
"Yang menyenangkan kalau ada hujan atau kalau musim hujan yaitu cuaca akan mendinginkan bebatuan," kata Cavanagh.
"Tetapi jika tidak ada hujan, suhu bebatuan itu sepertinya naik setiap hari. Kita seperti hidup dalam oven besar," tambahnya.
Cavanagh mengatakan selama musim panas, bekerja di luar ruangan pada siang hari itu sama sekali tidak mungkin dilakukan.
Dia mengatakan, biasanya orang mulai keringatan di pagi hari meski berada di ruang ber-AC. Jadi saat tengah hari panasnya luar biasa.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Berenang dalam Sup Panas
Warga Wyndham lainnya Kym Shepard menggambarkan kota kelahirannya ini "unik".
"Hanya orang tertentu yang bisa tinggal di Wyndham dan punya ketahanan tertentu," katanya.
"Wyndham dikelilingi perbukitan, jadi panasnya cenderung terjebak di sini," ujarnya.
Meski ada kolam renang di kota ini, namun berenang untuk mendinginkan diri tidak selalu jadi pilihan terbaik. Di sekitar kolam renang, di kawasan berair sering ada buaya berkeliaran.
"Airnya pun panas seperti berenang dalam sup. Panas, lengket dan tidak membuat kita merasa dingin," kata Shepard.
Selain itu, kolam renang di kota ini pun sudah ditutup pekan lalu setelah dirusak orang tak bertanggung jawab.
Warga setempat mengatakan tidak akan terlalu banyak masalah sekarang karena sedang memasuki musim kemarau dan cuaca mulai mendingin.
Tentu saja yang dimaksud "dingin" di sana yaitu suhu hingga pertengahan 30-an derajat.
Shepard sendiri sekarang pindah ke Kununurra yang sedikit lebih sejuk, sejam perjalanan dari Wyndham.
"Kalau sekarang saya ke Wyndham, sangat menyiksasi rasanya. Panasnya menerpa semua orang di sana," katanya.
Advertisement