Trump Kecam Harga Obat Tinggi Bikin Wall Street Menguat

Bursa saham wall street menguat ditopang pergerakan sektor saham perawatan kesehatan jelang akhir pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Mei 2018, 05:13 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat menjelang akhir pekan ini yang ditopang dari indeks saham S&P 500.

Indeks saham acuan tersebut menanjak didorong sektor saham perawatan kesehatan usai Presiden AS Donald Trump mengecam harga obat yang tinggi tetapi menghindari ambil tindakan agresif untuk memangkasnya.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, (Sabtu pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 0,37 persen ke posisi 24.831,17.

Sementara itu, indeks saham S&P 500 menanjak 0,17 persen ke posisi 2.727,72. Level itu termasuk tertinggi sejak pertengahan Maret. Sedangkan indeks saham Nasdaq naik 0,03 persen ke posisi 7.402,88.

Sepekan ini, indeks saham Dow Jones menguat 2,3 persen. Indeks saham S&P 500 mendaki 2,4 persen. Sedangkan indeks saham Nasdaq bertambah 2,7 persen.

Sektor saham perawatan kesehatan menunjang pergerakan wall street. Ini ditunjukkan dari saham Johnson&Johnson dan Pfizer yang naik lebih dari satu persen.

Sedangkan saham Merck and Co menguat 2,8 persen usai Trump memberikan pernyataan soal pemerintahan asing “memeras” harga rendah yang tidak masuk akal dari produsen obat AS.

Deputi perawatan kesehatan di bawah pemerintahan Trump merilis serangkaian proposal untuk mengatasi biaya obat tinggi.

"Mereka telah berjalan di antara biaya penghematan untuk rakyat AS dan memaksimalkan keuntungan untuk saham-saham kesehatan yang diperdagangkan secara publik,” ujar Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (12/5/2018).

Di wall street, indeks saham S&P perawatan kesehatan naik 1,47 persen. Sedangkan indeks saham bioteknologi Nasdaq bertambah 2,68 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 


Selanjutnya

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Sementara itu, sektor saham tergelincir 0,32 persen dengan saham Apple Inc merosot 0,38 persen usai alami penguatan selama Sembilan hari. Hal itu sempat membuat produsen iPhone ini mendekati kapitalisasi pasar saham mencapai USD 1 triliun.

Saham lain membebani sektor saham teknologi yaitu saham Nvidia yang melemah 2,15 persen. Hal itu karena kekhawatiran lonjakan permintaan chip dalam jangka pendek dari penambang mata uang digital yang dapat merusakan bisnis inti perusahaan terutama para gamers.

Selain itu, saham Symantec merosot 33 persen usai produsen Norton Antivirus mengatakan sedang lakukan investigasi menyelidiki kekhawatiran yang diangkat mantan karyawan.

“Sektor saham teknologi menarik sebagian dari keuntungannya. Pelaku pasar tidak membuat taruhan agresif selama sepekan ini. Kami berada dalam posisi holding,” ujar Keith Lerner, Kepala Riset SunTrust Advisory Services.

Pada perdagangan saham Jumat waktu setempat,secara teknikal, indeks saham Dow Jones bergerak di atas rata-rata 100 harian untuk pertama kali sejak 18 April.

Volume perdagangan saham di wall street tercatat mencapai 5,8 miliar saham. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata harian sekitar 6,6 miliar saham di atas 20 hari.

Laporan kinerja keuangan kuartal I 2018 yang hampir usai, indeks saham S&P 500 membukukan kinerja earning per share tumbuh 26 persen. Berdasarkan data Thomson Reuters, indeks saham S&P 500 diperdagangkan 16 kali dari laba yang diharapkan. Ini didorong meningkatnya harapan untuk keuntungan perusahaan dan penurunan harga saham sejak Januari.

“Kami melihat fundamental yang sangat kuat dari perspektif pendapatan dan valuasi yang terlihat sedikit lebih masuk akal dari tahun lalu,” kata Bill Northey, Wakil Presiden Direktur USS Wealth Management.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya