Gagalnya 'Misi' Najib Razak ke Indonesia

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, mengaku butuh 'istirahat singkat' setelah kalah di tangan mantan mentornya, Mahathir Mohamad dalam Pemilu 2018.

oleh Raden Trimutia HattaElin Yunita Kristanti diperbarui 13 Mei 2018, 00:02 WIB
Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan istrinya Rosmah Mansor (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Sabtu pagi, mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, dikabarkan akan terbang ke Indonesia. Ia mengaku butuh 'istirahat singkat' setelah proses Pemilu 2018 yang melelahkan dan berakhir dengan kekalahan di tangan mantan mentornya, Mahathir Mohamad.

"Saya akan mengambil istirahat singkat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga yang tidak sempat saya temui dalam beberapa tahun terakhir. Saya berharap. Saya berharap, setelah periode yang penuh perpecahan ini, negara akan kembali bersatu," kata Najib dalam akun Twitternya.

"Saya minta maaf atas segala kekurangan dan kesalahan, dan saya berterima kasih kepada Anda, rakyat, atas kesempatan untuk memimpin bangsa kita yang besar ini."

Najib Razak tak menjelaskan secara detail soal misinya itu. Padahal, di dunia maya beredar manifes yang menyebut, Najib dan istrinya Rosmah Mansor, akan naik pesawat carteran dan terbang ke Jakarta dari Subang, Malaysia, pada Sabtu pagi.

Di Indonesia, beredar kabar Najib bakal terbang ke Jakarta menggunakan jet pribadi milik pengusaha Peter Sondakh. Namun, kabar itu dibantah Managing Director Rajawali Corpora, Satrio. 

"Tidak benar bahwa CEO & Chairman Rajawali Corpora Peter Sondakh ada hubungan dalam bentuk apa pun dengan rencana perjalanan mantan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Razak berkunjung ke Indonesia," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (12/5/2018).

Saat ini, ungkap Satrio, Peter Sondakh sedang cuti dan berada di luar kawasan Asia dan tidak melakukan komunikasi dengan pihak-pihak mana pun di Malaysia. Peter Sondakh maupun Grup Rajawali tidak mengetahui rencana penyewaan pesawat Premiair oleh pihak mana pun.

"Pak Peter sendiri adalah konsumen lama dan loyal Premiair yang mempercayakan pesawat miliknya di bawah manajemen operasional Premiair. Pesawat milik Pak Peter tidak dijadwalkan terbang hari ini dan/atau dalam waktu dekat, dikarenakan pesawat tersebut sedang dalam kondisi tidak layak terbang dan dalam proses perawatan tahunan," ujar Satrio.

Ia menegaskan, Grup Rajawali dan Peter Sondakh menghargai proses demokrasi di Malaysia dan berharap yang terbaik untuk rakyat dan negara Malaysia.


Diadang Massa

Massa berupaya mencegah eks PM Malaysia Najib Razak dan istrinya yang dikabarkan akan terbang ke Indonesia (Photo: AFP/Roslan Rahman)

Mengetahui kabar Najib dan istri akan hengkang dari Malaysia, sekitar 40 warga beserta para jurnalis menuju ke Bandara Subang, sebuah lapangan terbang kecil di luar Kuala Lumpur pada Sabtu dini hari. Seperti dikutip dari South China Morning Post, Sabtu (12/5/2018), Polisi antihuru-hara juga disiagakan di depan gerbang, yang diyakini akan menjadi pintu masuk Najib ke bandara.

Sebuah mobil van putih, dengan jendela hitam, yang tiba kemudian dikerubungi massa yang marah. Mereka menuntut kendaraan dibuka, untuk memastikan Najib dan istrinya tak ada di sana.

Massa berusaha melempari kendaraan tersebut. Seorang pria lalu berteriak, "Aku benci Rosmah".

Istri mantan perdana menteri tersebut memang bukan sosok yang populer. Ia dinilai bersikap angkuh. Kegemarannya belanja barang mewah juga sudah lama dipergunjingkan di Negeri Jiran.

Kemudian, jendela kendaraan tersebut dibuka dari dalam. Najib tak ada di sana. Massa pun kemudian mundur dan mengizinkannya lewat.

Seorang pebisnis, Raja Singham yang ada di kerumunan massa mengaku, mereka berhak tahu siapa yang ada di dalam van. "Kami telah menderita selama bertahun-tahun. Saya tidak ingin mereka keluar dari negara ini," kata pria 49 tahun itu.

Setelah kekalahan mengejutkan koalisi Barisan Nasional, yang memerintah sejak Malaysia merdeka dari Inggris, situasi di Malaysia berubah 180 derajat.

Sejak itu, spekulasi bahwa Najib dan istrinya akan kabur ke luar negeri. Apalagi, pemerintahan baru yang dipimpin Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim bersumpah akan menyelidiki kasus megakorupsi 1MDB yang diduga melibatkan sang mantan perdana menteri dan orang-orang terdekatnya.

 


Dilarang Tinggalkan Malaysia

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak menyapa seorang pendukung di tempat pemungutan suara selama pemilihan umum di Pekan, Rabu (9/5). Pemilu ini pertarungan antara PM Najib yang sudah berkuasa sejak 2009, melawan Mahathir Mohamad. (MOHD RASFAN / AFP)

Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak harus tetap tinggal di negerinya. Ia dan istrinya, Rosmah Mansor, dicegah ke luar negeri oleh pihak Imigasi Negeri Jiran.

Keputusan tersebut disampaikan Departemen Imigrasi Malaysia sesaat setelah kehebohan yang terjadi di Bandara Subang pada Sabtu pagi. Kala itu, massa berupaya mencegat Najib dan istrinya yang dikabarkan akan terbang dengan pesawat carteran menuju Indonesia.

Seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (12/5/2018), Najib dikabarkan akan berada di luar negeri mulai Sabtu 12 Mei 2018 ini dan akan kembali pada pekan depan.

Dalam akun Twiternya, Najib Razak mengaku telah mengetahui larangan tersebut.

"Saya mendapat informasi bahwa pihak imigrasi tak akan mengizinkan saya dan keluarga untuk meninggalkan negara ini," kata Najib Razak.

"Saya menghormati arahan dan akan tetap bersama keluarga saya di dalam negara ini."

Ilustrasi skandal 1MDB Malaysia (AFP PHOTO/Manan Vatsyayana)

Sementara lewat akun media sosial Facebook, Najib mengaku bertanggung jawab atas kekalahan koalisi Barisan Nasional dalam Pemilu Malaysia 2018.

Barisan Nasional, yang berkuasa sejak 1957, secara mengejutkan kalah dari koalisi oposisi Pakatan Harapan yang dipimpin Mahathir Mohamad. 

Mahathir, yang pernah menjadi perdana menteri Malaysia selama 22 tahun, memutuskan untuk kembali ke dunia politik setelah 15 tahun pensiun. Ia menggandeng mantan seterunya, Anwar Ibrahim. 

Pada Kamis 10 Mei 2018, Mahathir Mohamad disumpah menjadi Perdana Menteri ke-7 Malaysia pada usia 92 tahun. Ia adalah pemimpin tertua yang dipilih secara demokratis, tak hanya di Malaysia tapi juga di dunia. 

Mahathir tak akan lama menjabat, maksimal dua tahun, setelah itu ia akan menyerahkan tongkat kekuasaan pada Anwar Ibrahim. 'Little Sukarno' saat ini sedang mengupayakan pengampunan bagi Anwar.


Skandal

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak menunjukan jari yang telah diberi tinta usai memberikan hak suaranya di Pekan, Pahang, Rabu (9/5). Pemilu ini pertarungan antara PM Najib yang sudah berkuasa sejak 2009, melawan Mahathir Mohamad. (AP/Aaron Favila)

1Malaysia Development Berhad adalah lembaga investasi yang didirikan Pemerintah Negeri Jiran untuk memberikan manfaat pada rakyatnya.

Gagasannya, 1MDB akan berinvestasi dalam sejumlah proyek di seluruh dunia, kemudian keuntungannya akan dikembalikan pada rakyat Malaysia.

Namun, apa yang terjadi tak sesuai dengan rencana semula. Menurut agen federal AS, miliaran dana justru dikuras oleh mereka yang korup dan punya koneksi dengan penguasa.

"Mereka memperlakukan dana publik sebagai rekening bank pribadi," kata Jaksa Agung AS, Loretta Lynch pada konferensi pers Juli 2016 lalu.

Dampaknya, pemerintah AS menggugat 'hak untuk keuntungan, royalti dan hasil distribusi" dari The Wolf of Wall Street. Film yang dibuat pada 2013 tersebut mengisahkan tentang penipuan dan keserakahan di jantung industri keuangan Amerika.

Film yang disutradarai Martin Scorcese dan dibintangi Leonardo DiCaprio, menurut ComScore, menghasilkan US$ 392 juta.

Sudah lama muncul kekhawatiran terkait dana pembuatan film, yang mencapai US$ 100 juta, yang datang dari perusahaan produksi Hollywood yang tak pernah didengar namanya: Red Granite Pictures.

Para penyelidik dari sejumlah badan pemerintah menduga, uang tersebut datang dari 1MDB.

"Rakyat Malaysia sama sekali tak menerima sesen pun dari keuntungan film tersebut," kata Asisten Jaksa Agung Leslie R. Caldwell.

Aparat mengincar juga sejumlah properti di Berverly Hills, termasuk L'Ermitage Hotel, dan empat mansion di area tersebut. Salah satunya memiliki pemandangan istimewa gemerlap Kota Los Angeles.

Ada pula sejumlah kondominium bernilai jutaan dolar di Kota New York, termasuk griya tawang atau penthouse di Time Warner Center -- yang juga menjadi rumah bagi CNN.

Ada juga saham investasi di Park Lane Hotel di Central Park yang bernilai US$ 250 juta.

Tak ketinggalan sebuah townhouse di London, yang letaknya beberapa blok dari Istana Buckingham. Sebuah jet 'ultra long range' yang bernilai US$ 50 juta juga menjadi target.

Pemerintah federal Amerika Serikat juga mencoba menyita tiga mahakarya seni, yakni La Maison de Vincent a Arles karya Vincent Van Gogh.

Dua lainnya adalah karya Claude Monet: Saint Georges Majeur dan Nympheas Avec Reflets de Hautes Herbes. Itu belum termasuk saham jutaan dolar di EMI Music Publishing.

Tas Hermes

Kehidupan Najib dan istrinya yang dinilai mewah mulai dipersoalkan. Belakangan, pimpinan Partai Pribumi Bersatu Malaya (PPBM) mengaku mendapat informasi terkait dugaan upaya memindahkan dan menyembunyikan tas-tas Hermes Birkin milik Rosmah Mansor ke sebuah kondominium mewah.

Anggota komite eksekutif pemuda PPBM, Ben Ali menduga, tas-tas mewah tersebut diangkut ke sebuah kondominium di Pavilion Residence, dalam sebuah van milik Jabatan Perdana Menteri (JPM).

Setelah mendapat informasi tersebut, ia langsung melaporkannya ke polisi. "Kami menerima informasi dan rekaman video terkait upaya dugaan pemindahan 50 tas Birkin menggunakan van milik JPM ke sejumlah unit di kondominium Pavilion Residence Kuala Lumpur," kata Ben Ali di postingan Facebooknya.

Tas-tas Hermes diduga milik Rosmah Mansor, istri mantan PM Malaysia Najib Razak diduga dipindahkan (Facebook/Ben Ali)

"Setiap kotak dipasangi label yang memuat nama-nama orang yang diduga memberikan tas tangan tersebut (sebagai hadiah). Kami percaya, penerimanya adalah Datin Sri Rosmah Mansor," kata dia.

Ben Ali dan pihaknya meminta pihak kepolisian untuk menggeledah apartemen tersebut. Alasannya, saat ini Najib Razak dan istrinya diduga terkait dengan kaus korupsi besar 1MDB.

Seperti dikutip dari Free Malaysian Today, Sabtu 12 Mei 2018, berdasarkan laporan ke pihak kepolisian, diduga ada 50 tas mewah yang dibawa ke kondominim mewah tersebut. Nilainya diperkirakan mencapai 10 juta ringgit atau Rp 35,2 miliar.

Tas-tas itu diduga dibawa seorang perempuan dan dua pria menggunakan van Toyota Hiace yang dipasangi logo JPM. Pelat nomor kendaraan tersebut juga disertakan dalam pelaporan.

Sumber kepolisian Kuala Lumpur membenarkan bahwa pihaknya telah menerima pelaporan.

"Kami telah menerima laporan pada hari sebelumnya. Dan yang bisa kami katakan adalah bahwa kami sedang menyelidikinya. Saya tidak bisa mengatakan apa-apa lagi karena melibatkan sesuatu yang penting secara nasional," kata sumber itu.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya