Kim Jong-un Undang Jurnalis Asing untuk Saksikan Penghancuran Situs Uji Coba Nuklirnya

Kim Jong-un berjanji akan menutup situs uji coba nuklir Punggye-ri. Upacara penutupan akan dihadiri wartawan asing.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 13 Mei 2018, 06:48 WIB
Lokasi uji coba nuklir Kim Jong-un di Punggye-Ri. (AFP)

Liputan6.com, Pyongyang - Situs uji coba nuklir milik rezim Kim Jong-un, Punggye-ri berada di Gunung Mantap, dengan sejumlah terowongan yang dalamnya mencapai 700 meter.

Di sanalah, enam tes nuklir Korut dilakukan, yakni pada Oktober 2006, Mei 2009, Februari 2013, Januari 2016, September 2016, dan September 2017.

Pasca-pertemuan bersejarah Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, pihak Pyongyang berjanji akan menghentikan uji coba nuklir dan menutup lokasinya.

Seperti dikutip dari BBC News, Sabtu (12/5/2018), melalui corong medianya, KCNA, Korea Utara mengatakan akan memulai pembongkaran situs Punggye-ri dalam waktu kurang dari dua minggu, dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh para wartawan asing.

Saat ini, pihak Kim Jong-un mengatakan, mereka sedang mengambil "langkah-langkah teknis" untuk melaksanakan proses tersebut.

Pengumuman penutupan Punggye-ri disampaikan tiga pekan sebelum pertemuan antara Donald Trump dan Kim Jong-un di Singapura.

"Upacara pembongkaran situs uji coba nuklir dijadwalkan akan dilakukan antara 23-25 Mei 2018, tergantung kondisi cuaca," demikian dilaporkan KCNA, Sabtu 12 Mei 2018, mengutip pernyataan dari Kementerian Luar Negeri.

Pembongkaran situs Punggye-ri akan melibatkankan sejumlah tindakan, termasuk meruntuhkan semua terowongan menggunakan bahan peledak dan meniadakan semua fasilitas observasi, gedung penelitian, dan pos keamanan.

Jurnalis dari Korea Selatan, China, Amerika Serikat, Inggris, dan Rusia akan diundang datang untuk menyaksikannya.

Ada alasan mengapa pihak Kim Jong-un mendatangkan para jurnalis asing dalam upacara pembongkaran Punggye-ri.

"Tak hanya media lokal, tapi juga para jurnalis dari negara lain untuk melakukan peliputan langsung untuk menunjukkan secara transparan pembongkaran situs uji coba nuklir utara," tambah pihak Kim Jong-un.

 

Saksikan video terkait berikut ini: 


Punggye-ri Dilaporkan Kolaps

Citra satelit yang menunjukkan beberapa aktivitas di Punggye-ri Nuclear Tes Site, Korea Utara (sumber: North 38)

Sebelumnya, Punggye-ri dilaporkan kolaps. Akibatnya, area sekitar, bahkan hingga negara tetangga, berisiko terpapar radioaktif, demikian menurut kelompok riset yang berbasis di China.

Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Wen Lianxing, seorang ahli geologi dari University of Science and Technology of China di Hefei, menjelaskan bahwa situs itu juga pernah menjadi lokasi tes hulu ledak nuklir termal terkuat Korea Utara.

Serangkaian tes itu mengubah gunung menjadi fragmen yang rapuh, kata tim peneliti.

Laporan itu juga memicu kekhawatiran lain. Keruntuhan fasilitas itu bisa mengakibatkan zat radioaktif bocor dan meluas ke lokasi sekitar, atau bahkan, negara tetangga seperti China.

Debu radioaktif bisa lolos melalui lubang atau retakan di gunung yang rusak, kata para ilmuwan.

"Penting untuk terus memantau kebocoran bahan radioaktif yang disebabkan oleh insiden kolapsnya fasilitas tersebut," kata tim yang dipimpin Wen Lianxing dalam pernyataannya.

Temuan ini akan dipublikasikan di situs web jurnal ilmiah Geophysical Research Letters, pada bulan depan.

Simbolis

Di sisi lain, penutupan Punggye-ri diduga simbolis belaka. Sebab, situs uji cona nuklir itu sudah tak lagi berfungsi optimal.

Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Wen Lianxing, seorang ahli geologi dari University of Science and Technology of China di Hefei, menguatkan bukti itu -- menjelaskan bahwa situs Punggye-ri milik Korea Utara telah kolaps.

"Jika laporan itu benar, maka situs tes itu sudah tak lagi berguna untuk uji coba nuklir di masa depan," kata Duyeon Kim, analis dari Korean Peninsula Future Form mengomentari laporan riset itu, seperti dikutip dari NBC News, Senin (30/4/2018).

"Sehingga sejatinya, inisiatif untuk menutup fasilitas tersebut hanya akan menjadi isyarat simbolis semata dan tak berdampak signifikan," tambahnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya