Surabaya - Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin menduga bom gereja di Surabaya merupakan imbas dari kerusuhan Mako Brimob Depok. Sebab, tidak pernah ada tanda-tanda ancaman apa pun di Jawa Timur.
"Kemungkinan imbas kejadian di Jakarta. Sudah viral, imbauan pimpinannya untuk berjihad. Setelah kejadian di Mako Brimob juga masih ada teroris yang ditangkap, juga ada satu polisi yang menjadi korban jiwa," ujarnya saat berada di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan Jalan Arjuna Surabaya, Minggu (13/5/2018) pagi.
Dia menjelaskan, pelaku ledakan bom Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Jalan Ngagel Madya diduga melakukan aksinya dengan mengendarai sepeda motor. Sementara di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan Jalan Arjuna menggunakan mobil.
Baca Juga
Advertisement
Kapolda memastikan, ada delapan korban jiwa (sedangkan informasi terakhir menyebutkan ada sembilan korban meninggal dunia) dan 38 korban luka-luka dalam kejadian pagi ini. Kapolda juga menyampaikan turut berduka atas ledakan bom gereja ini.
"Warga Jawa Timur, dan khususnya warga Surabaya berduka," ujarnya.
Informasi yang diperoleh Suarasurabaya.net, ledakan terjadi pada pukul 07.30 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Jalan Ngagel Madya, pukul 08.00 WIB di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, dan juga di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan Jalan Arjuna.
Sampai pukul 10.30 WIB, polisi masih berupaya mengamankan tiga lokasi ledakan.
Baca berita menarik lainnya dari Suarasurabaya.net di sini.