Liputan6.com, Jakarta - Polri menduga empat terduga teroris yang ditembak di Cianjur, Jawa Barat, mendapat perintah dari pimpinan Jamaah Ansharut Daulat (JAD) Jabodetabek yang merupakan narapidana LP Nusakambangan, K dan M. Mereka diperintah menyerang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Empat terorisitu merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulat (JAD) Jabodetabek dan pernah menjalani pelatihan paramiliter di Sukabumi. Mereka adalah BBN, DCN, AR, dan HS.
Advertisement
"Diduga mereka diperintahkan narapidana di Nusakambangan," ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Minggu (13/5).
Setyo menjelaskan perintah tersebut sudah diberikan sejak lama melalui suatu bentuk komunikasi. Meski demikian, dia tidak mengungkap bagaimana caranya menyampaikan pesan dari Nusakambangan ke teroris anggota jaringan JAD Jabodetabek.
"Itu masuk analisis," ucap Setyo.
Polisi Jadi Sasaran
Perintah untuk melakukan penyerangan tersebut diketahui akan menyasar kantor kepolisian. Sebab, menurut Setyo polisi dianggap sebagai musuh yang menghalangi tujuan kelompok JAD. Sedangkan, kenapa Mako Brimob menjadi tujuan teror, dia menyebut sebagai kebetulan.
"Mako Brimob kebetulan ditempati mereka, mereka ada di sana, itu trigger saja," ucap Setyo.
Sebelumnya, anggota Densus 88 mendapatkan informasi intelijen ada sekelompok orang yang menuju Mako Brimob untuk melakukan penyerangan. Pelaku telah diikuti dari Sukabumi sampai di terminal Pasirhayam, Cianjur, hendak kabur dan melakukan perlawanan, pada Minggu (13/5/2018) dini hari.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement