Seruan Damai PP PMKRI Tanggapi Bom Gereja Surabaya

Mereka mengecam keras aksi teroris, terutama pelaku bom Surabaya, dan menuntut negara hadir untuk menjamin keamanan nasional.

oleh Amar Ola Keda diperbarui 13 Mei 2018, 15:38 WIB
PP PMKRI mengecam keras aksi teroris, terutama pelaku bom Surabaya, dan menuntut negara hadir untuk menjamin keamanan nasional. (Foto: Dok. PP PMKRI/Ola Keda/Liputan6.com)

Liputan6.com, Kupang - Belum genap seminggu kerusuhan dan pembunuhan sadis oleh teroris terhadap empat anggota kepolisian di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Kini, Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (Ngagel), Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro, dan GPPS di Jalan Arjuna, menjadi korban aksi bom Surabaya, Jawa Timur. Aksi bom diduga bunuh diri itu menyebabkan 11 orang meninggal dunia dan puluhan korban luka-luka.

Aksi bom Surabaya yang merenggut nyawa tersebut ditanggapi serius oleh Pimpinan Pusat Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI). PMKRI turut berbelasungkawa sedalam-dalamnya atas korban yang meninggal.

Ketua Presidium PP PMKRI St. Thomas Aquinas, Juventus Prima Yoris Kago mengecam keras aksi teroris, terutama pelaku bom Surabaya, dan menuntut negara hadir untuk menjamin keamanan nasional.

"Kejadian ini merupakan bukti negara gagal dan lemah menghadang gerakan terorisme di Indonesia. PMKRI mengharapkan agar pemerintah dan pihak kepolisian segera mengusut tuntas pelaku bom bunuh diri yang menyerang gereja Katolik dan Protestan di Surabaya," tegas Juventus melalui rilis yang diterima Liputan6.com, Minggu (13/5/2018).

Dia menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat agar tetap waspada, tidak terprovokasi dengan isu yang berkembang dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan di bumi Indonesia.

"Kami (PMKRI) meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh situasi. PMKRI mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap menjaga persatuan untuk menangkal gerakan radikalisme dan terorisme di kalangan masyarakat," ujar Juventus.

Dia menambahkan, saat ini PP PMKRI sedang berkoordinasi dengan rekan-rekan PMKRI Surabaya untuk turun ke lokasi. Mereka pun terlibat bersama umat Gereja untuk membantu pihak kepolisian menjaga tempat ibadah pascabom Surabaya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 


Mahasiswa Asal NTT Jadi Korban Bom Gereja Surabaya

Robertus, mahasiswa asal NTT menjadi korban bom gereja Surabaya saat ini sedang dirawat di RS International Surabaya. (Liputan6.com/Ola Keda)

Seorang mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur turut menjadi korban ledakan bom di Surabaya, Minggu (13/5/2018) pagi. Mahasiswa bernama Robertus V. Ditu ini menjadi korban bom di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (SMTB) Ngagel.

Informasi yang dihimpun, Robertus adalah Mahasiswa Fakultas Teknik/Elektro Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya. Mahasiswa asal Manggarai yang saat ini berada di semester VIII dan sedang menjalani tugas akhir.

Menurut dia, Robertus saat ini sedang menjalani operasi di Rumah Sakit (RS) International Surabaya. Robertus harus menjalani operasi karena adanya luka-luka di sekujur tubuhnya. Luka-luka tersebut karena serpihan logam dari pecahan bom, pada lengan, paha, dan lehernya.

Sebelumnya, ledakan yang diduga bom bunuh diri terjadi di Surabaya. Dalam waktu yang relatif singkat, ada tiga gereja yang menjadi korban serangan. Dimulai dari pukul 06.30 WIB, dan beberapa menit kemudian bom di gereja lain dilaporkan ikut meledak.

Tiga lokasi ledakan itu menurut data kepolisian, terjadi tepat di depan Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, GKI Diponegoro di Jalan Raya Diponegoro, dan di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno, Surabaya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya