Hadapi Situasi Seperti Bom Surabaya, Lakukan Langkah Penyelamatan Diri Ini

Serangan yang dilakukan pelaku teror memang berlangsung cepat dan kerap tak terduga. Hal itu membuat banyak orang bingung akan apa yang harus dilakukan ketika terjebak dalam situasi serupa serangan bom Surabaya.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 13 Mei 2018, 16:00 WIB
PMI Surabaya melakukan pertolongan pertama pada korban cedera ringan akibat bom Surabaya. (Foto: dok. PMI)

Liputan6.com, Jakarta Tercatat ada 11 nyawa yang terenggut akibat ledakan bom di Surabaya yang terjadi pagi tadi, Minggu (13/5/2018). Jumlah tersebut telah dikonfirmasi oleh Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera.

Selain menelan 11 korban jiwa, bom yang meledak di Gereja Katolik Santa Maria Ngagel Jaya, Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuno, serta Gereja Kristen Indonesia Diponegoro  Surabaya itu juga menyebabkan 41 korban luka.

Serangan yang dilakukan pelaku teror memang berlangsung cepat dan kerap tak terduga. Hal itu membuat banyak orang bingung akan apa yang harus dilakukan ketika terjebak dalam situasi serupa serangan bom Surabaya.

Laman The Sun mengutip beberapa panduan penyelamatan diri ketika menghadapi serangan teror dari NHS. Saat menghadapi serangan teror di London Bridge pada Desember 2015 lalu, kepolisian Inggris memperkenalkan langkah penyelamatan diri "run, hide, tell" atau lari, sembunyi, dan katakan.

Panduan itu menyarankan individu yang menghadapi ancaman serangan teror untuk lari ke tempat aman, meninggalkan segala benda yang tak perlu dan mengajak serta orang di sekeliling untuk melakukan hal sama.

Bila tak ada tempat aman yang dituju, individu disarankan untuk bersembunyi dan mencari tameng untuk diri sendiri serta mengubah dering telepon menjadi senyap. Setelah kondisi aman, barulah individu wajib mengabari pihak berwajib dengan menelepon nomor darurat, melansir laman The Sun, Minggu (13/5/2018).

Namun, panduan penyelamatan diri ketika menghadapi serangan teror bom seperti di 3 gereja di Surabaya sedikit berbeda. Alasannya karena bahaya muncul saat dan setelah terjadi ledakan.

 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

 

 


Panduan penyelamatan diri

Tercatat ada 11 nyawa yang terenggut akibat ledakan bom di Surabaya yang terjadi pagi tadi, Minggu (13/5/2018). (Foto: dok. PMI)

Panduan penyelamatan diri dari pemerintah AS, Homeland Security menyatakan, setiap orang harus meninggalkan tempat kejadian perkara atau lokasi bom yang akan meledak. Hal itu harus dilakukan secepatnya dan membantu evakuasi mereka yang kondisinya tak mampu segera meninggalkan lokasi.

Setelah berada di luar atau area terbuka yang jauh dari lokasi bom, hindari kerumunan massa serta tempat parkir mobil atau truk. Ini untuk berjaga-jaga dari kemungkinan bom susulan. Anda juga disarankan untuk menjauh dari gedung rusak agar terhindar dari pecahan kaca atau batu bata.

Bila jalan keluar tertutup, sebaiknya lindungi diri dari reruntuhan puing dengan berlindung di balik meja atau benda lain. Hindari pula saluran gas, dapur atau alat lain yang bisa menimbulkan api. Hindari pula menggunakan lift.


Hubungi nomor darurat

Tim Gegana Brimob Jawa Timur melakukan penjagaan di sekitar gereja di Surabaya menyusul ledakan bom, Minggu (13/5). Ledakan terjadi di tiga gereja, yakni Santa Maria di Ngagel, GKI di Jalan Diponegoro dan gereja di Jalan Arjuna. (AFP/JUNI KRISWANTO)

Setelah Anda berada di lokasi yang cukup aman, segera hubungi nomor darurat. Penting untuk menghubungi nomor darurat untuk mendapat bantuan. Berikut yang harus dicermati ketika memberi informasi gawat darurat:

Lokasi - Di mana lokasi perkiraan para tersangka pelaku?

Arah - Di mana terakhir Anda melihat tersangka pelaku?

Deskripsi - Deskripsikan ciri pelaku, bentuk tubuh, wajah, senjata yang digunakan, dan lainnya.

Informasi tambahan - Jelaskan kondisi Anda, cedera yang dialami, kondisi gedung, pintu masuk, pintu keluar, serta ada tidaknya sandera.


Panduan menolong korban

Tim Gegana Brimob Jawa Timur melakukan penjagaan di sekitar gereja di Surabaya menyusul ledakan bom, Minggu (13/5). Ledakan terjadi di tiga gereja, yakni Santa Maria di Ngagel, GKI di Jalan Diponegoro dan gereja di Jalan Arjuna. (AFP/JUNI KRISWANTO)

Apa yang bisa dilakukan dengan korban serangan? Para ahli di NHS menyarankan untuk tidak memindahkan korban yang mengalami nyeri punggung atau leher, nyeri perut parah, atau mengalami pendarahan. Anda boleh memindahkan korban jika kondisi benar-benar terdesak.

Jika menemukan korban pingsan namun tetap bernapas dan tak ada luka yang menimbulkan risiko jika mereka dipindahkan, letakkan mereka dalam posisi pemulihan hingga bantuan tiba.

Bila korban tak bernapas, Anda harus segera melakukan tindakan CPR. Bila Anda tak terlatih melakukannya, gunakan CPR tangan saja untuk membantu korban kembali bernapas.

Jika di antara korban ada yang mengalami perdarahan, segera cegah agar korban tak kehilangan lebih banyak darah dengan menekan luka.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya