Diplomat AS Dicegah Keluar dari Pakistan?

Seorang atase militer AS, Kolonel Joseph Emmanuel Hall, dikabarkan dicegah keluar dari Pakistan setelah diduga terlibat sebuah kecelakaan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 14 Mei 2018, 06:54 WIB
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Islamabad - Pakistan mencegah diplomat Amerika Serikat meninggalkan negara itu setelah yang bersangkutan diduga menewaskan seorang pengemudi motor.

Media lokal, pada hari Sabtu menyebutkan bahwa Amerika Serikat mengirimkan sebuah pesawat untuk menjemput Kolonel Joseph Emmanuel Hall, yang menjabat sebagai atase militer. Namun, Hall tidak diizinkan meninggalkan Pakistan. Demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (14/5/2018).

Insiden yang melibatkan Hall terjadi pada 7 April lalu. Ia melanggar lampu merah di jalan utama di Daman-e-Koh, hingga menewaskan seorang pengendara sepeda motor Ateeq Baig (22). Sementara, seorang penumpangnya terluka.

CCTV di lokasi kejadian menunjukkan mobil berwarna putih yang diduga dikemudikan oleh Hall melanggar lampu merah di sebuah persimpangan, menabrak sepeda motor dengan kecepatan tinggi, lalu mengerem.

Sebelumnya, para pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa Hall tidak dapat ditangkap atau diadili karena ia memiliki kekebalan diplomatik.

Insiden ini dilaporkan telah meningkatkan ketegangan politik antara kedua negara.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Tuntutan Ayah Korban

Ilustrasi Amerika Serikat (AP)

Pihak Kedubes AS telah membantah laporan media lokal yang menyebutkan bahwa Hall mengemudi dalam kondisi mabuk.

Sementara itu, ayah korban tewas, menyerukan agar Hall diadili di Pengadilan Tinggi Islamabad (IHC). Dan pada hari Jumat lalu, IHC telah memutuskan bahwa Hall tidak memiliki kekebalan absolut.

Hall dilaporkan telah dimasukkan dalam "daftar hitam" perjalanan, itu berarti pihak bandara telah diberitahukan bahwa ia tidak diizinkan untuk meninggalkan negara itu.

Baik Pakistan maupun Amerika Serikat belum memberikan pernyataan resmi terkait kabar pencegahan terhadap Hall.

Hubungan Pakistan dan Amerika Serikat telah menjadi sorotan, sejak pada 1 Januari 2018, Donald Trump mentwit bahwa negaranya telah dibohongi oleh Pakistan.

Saat itu, Trump menuliskan, "AS dengan bodohnya telah memberikan bantuan kepada Pakistan lebih dari 33 miliar dolar selama 15 tahun, dan mereka tidak memberikan kita apapun, kecuali kebohongan dan tipu daya, memperlakukan pemimpin kita layaknya orang bodoh. Mereka memberikan tempat yang aman bagi teroris yang kita buru di Afghanistan..."

Lantas, Amerika Serikat memangkas hampir seluruh bantuan keamanan ke Pakistan dengan alasan, negara itu gagal mengatasi jaringan teroris yang beroperasi di wilayahnya.

Pakistan membantah tuduhan itu. Mereka merespons kebijakan Trump dengan menegaskan, tidak akan lagi berbagi data intelijen dengan Amerika Serikat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya