Liputan6.com, Pekanbaru - Pemakaman Beny Samsyu Trisno alias Abu Ibrahim, narapidana teroris, di Tempat Pemakaman Umum Pandau, Kecamatan Siakhulu, Kabupaten Kampar, Riau, sempat begejolak dan mendapat penolakan dari masyarakat. Hal serupa juga sempat terjadi di tanah kelahiran Beny di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Namun, aparatur di Desa Pandau Jaya bisa menenangkan warga setelah berembuk dengan keluarga Beny dan pemuka masyarakat setempat. Jenazah Beny akhirnya dimakamkan di TPU tersebut pada Minggu, 13 Mei 2018, pukul 10.30 WIB.
Perihal adanya penolakan ini disampaikan Kepala Desa Pandau Permai, Firdaus Roza, ketika dimintai keterangannya di TPU usai jenazah napi teroris itu dimakamkan.
"Awalnya banyak gejolak dari masyarakat, ada penolakan. Namun, akhirnya bisa diselesaikan hingga dimakamkan di TPU, kita yakinkan masyarakat tidak akan terjadi apa-apa," kata Firdaus Roza.
Baca Juga
Advertisement
Firdaus menyebutkan, jenazah Beny tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru pukul 08.00 WIB setelah diangkut memakai pesawat Lion Air. Jenazahnya langsung dibawa memakai ambulans milik desa.
Keluarganya yang sudah menunggu, menyambut jenazah Beny dengan isak tangis. Istri, anak, dan orangtuanya langsung masuk ke ambulans mengiringi jenazah Beny.
Jenazah tak dibawa ke rumahnya di Jalan Kempas 12, Desa Pandau Jaya, melainkan ke Musala Al Ikhlas, Jalan Kedondong, untuk disalatkan. Puluhan warga juga ikut menyalatkan jenazah Beny.
Di dalam musala, kain kafan yang menutup jenazah dibuka. Satu persatu keluarganya melihat wajah Beny terakhir kalinya sebelum dikebumikan.
Beberapa menit di sana, jenazah napi teroris itu dimasukkan lagi ke mobil. Beberapa menit kemudian, ambulans pembawa jenazah Beny tiba di TPU pukul 09.45 WIB. Di sana sudah disiapkan kuburan di pinggir bagian belakang.
Prosesi pemakaman berlangsung hingga 30 menit, termasuk lantunan ayat suci Alquran serta pembacaan doa. Usai itu, keluarga menaburkan bunga serta menyiramkan air di pusara terakhir Beny.
Makam Tanpa Nama
Tak ada tulisan dari kayu penanda kuburan Beny. Waktu mendesak menjadi alasan keluarga karena Beny sudah tak bernyawa 5 hari lalu sejak kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
"Karena mendesak, nanti kembali lagi ke sini menuliskan nama," ucap seorang keluarganya tanpa berbicara banyak lagi terkait meninggalnya Beny ini.
Usai pemakaman tersebut, ketua RT setempat, Dahroni sempat menyampaikan pesan keluarga Beny terkait kesalahan serta utang piutang semasa hidupnya.
"Kalau ada jenazah punya utang, silahkan datangi keluarganya," sebut Dahroni sebelum warga yang menyaksikan pemakaman bubar.
Terkait pengajian ataupun tahlilan usai pemakaman ini, Dahroni menyebut masih menunggu informasi dari keluarga Beny. Dia pun menyatakan akan datang kalau ada undangan pengajian dari keluarga.
"Ini masih menunggu dari keluarga, kalau ada undangan ataupun ada pengajian nanti pasti datang, ini kewajiban kita semua," katanya.
Terkait adanya penolakan yang datang sebelum Beny dimakamkan, Dahroni menyebut semua itu sudah diselesaikan. Warga yang menolak disebutnya sudah menerima dan ikut menjalankan fardu kifayah.
"Sudah dijalankan fardu kifayah oleh warga sebagai sesama muslim," katanya.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement