Ribuan peserta mengikuti Karnaval Dugderan di Lapangan Simpanglima Semarang, Senin (14/5). Karnaval ini diadakan untuk menandai datangnya bulan Suci Ramadan dan digelar rutin tahunan. (Liputan6.com/Gholib)
Peserta mengikuti Karnaval Dugderan di Lapangan Simpanglima Semarang, Senin (14/5). Festival Dugderan awalnya merupakan cara pemerintah kota Semarang memberitahukan datangnya bulan Ramadan kepada penduduknya. (Liputan6.com/Gholib)
Replika hewan berbentuk kepala naga dan bertubuh kuda terlihat selama Karnaval Dugderan di Lapangan Simpanglima Semarang, Senin (14/5). Tradisi ini diperkirakan sudah dimulai sejak tahun 1881. (Liputan6.com/Gholib)
Peserta mengikuti Karnaval Dugderan di Lapangan Simpanglima Semarang, Senin (14/5). Kata dugder merupakan asalnya kata dug, yaitu suara beduk, dan der itu bunyi ledakan dari meriam atau mercon besar yang menandai awal puasa. (Liputan6.com/Gholib)
Peserta mengikuti Karnaval Dugderan di Lapangan Simpanglima Semarang, Senin (14/5). Karnaval ini diadakan untuk menandai datangnya bulan Suci Ramadan dan digelar rutin tahunan. (Liputan6.com/Gholib)
Peserta mengikuti Karnaval Dugderan di Lapangan Simpanglima Semarang, Senin (14/5). Festival Dugderan awalnya merupakan cara pemerintah kota Semarang memberitahukan datangnya bulan Ramadan kepada penduduknya. (Liputan6.com/Gholib)
Peserta mengikuti Karnaval Dugderan di Lapangan Simpanglima Semarang, Senin (14/5). Kata dugder merupakan asalnya kata dug, yaitu suara beduk, dan der itu bunyi ledakan dari meriam atau mercon besar yang menandai awal puasa. (Liputan6.com/Gholib)
Peserta mengikuti Karnaval Dugderan di Lapangan Simpanglima Semarang, Senin (14/5). Karnaval ini diadakan untuk menandai datangnya bulan Suci Ramadan dan digelar rutin tahunan. (Liputan6.com/Gholib)