Liputan6.com, Sidoarjo - Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur memperketat seleksi penghuni rumah susun menyusul ledakan bom di salah satu Rusun Wonocolo yang mengakibatkan tiga orang meninggal dunia.
Bupati Sidoarjo Saiful Ilah mengatakan pihaknya sudah memerintahkan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sidoarjo untuk mengetatkan pengawasan terhadap penghuni rumah susun di wilayah setempat.
"Dengan demikian antisipasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan bisa dilakukan, termasuk adanya kemungkinan aksi bom ini. Kali ini kan namanya sudah kecolongan," ujarnya di Sidoarjo, Senin (14/5/2018), dilansir Antara.
Ia mengatakan pemeriksaan kepada penghuni rumah susun juga akan terus dilakukan supaya petugas mudah mendeteksi bila ada orang baru yang tinggal di rumah susun itu. Pengawasan juga berlaku bagi para penghuni kos.
"Oleh karena itu, kepada masyarakat diharapkan bisa turut membantu dengan melaporkan kepada petugas RT setempat kalau ada orang baru sehingga memudahkan pendeteksian petugas," katanya.
Baca Juga
Advertisement
Ia mengatakan saat ini Rusun Wonocolo dihuni 70 persen. Setelah ada ledakan bom, sebagian penghuni langsung dipindahkan ke lokasi yang masih kosong.
"Kami berharap dengan adanya upaya ini, maka hal-hal yang tidak diinginkan bisa diatasi," katanya.
Berdasarkan data, enam orang yang masih memiliki ikatan keluarga menjadi korban terkait dengan ledakan tersebut. Tiga di antaranya sudah dinyatakan meninggal dunia dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara.
Tiga orang yang meninggal adalah Anton Febryanto (47) sebagai kepala keluarga, Puspita Sari (47) istri Anton, dan RAR (17), anak. Korban selamat AR (15) yang membawa kedua adik perempuannya, masing-masing FP (11) dan GH (10), saat ini ini dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara.
Ledakan bom di Rusun Wonocolo Blok B Lantai 5 itu terjadi pada Minggu malam, 13 Mei 2018. Polisi memastikan ledakan tersebut berkaitan dengan ledakan bom yang menimpa tiga gereja di Surabaya pada Minggu pagi, 13 Mei 2018.
Saksikan video pilihan berikut ini: