Liputan6.com, Surabaya - Ledakan bom di Mapolresta Surabaya memicu aksi solidaritas dari pengemudi ojek online. Mereka beramai-ramai membantu menjaga Mapolresta Surabaya.
Pantauan Liputan6.com di Jalan Gatotan Krembangan Barat, Surabaya, terdapat satu unit mobil Patwal Polrestabes Surabaya dan empat personel Polisi Lalu Lintas yang berjaga. Mereka ditemani anggota Unit Reaksi Cepat (URC) Jawa Timur.
Advertisement
URC merupakan perkumpulan pengendara ojek online dan cyber. Anggota URC turut serta membantu mengatur arus lalu lintas yang padat akibat penutupan jalan pascaledakan bom di Mapolresta Surabaya.
"Kami bergerak ini karena didasari dengan jiwa sosial. Tugas kami bergerak cepat membantu pihak kepolisian dan pihak sipil juga dalam mengurai arus lalu lintas," kata Muhamad Agus, Koordinator Unit Reaksi Cepat (URC).
Polisi menutup jalan akses ke Mapolresta Surabaya di dua ruas, yakni Jalan Krembangan Barat dan Jalan Rajawali. Polisi membuat perimeter berjarak 700 meter dari Mapolres.
Ketua URC, Rendy Agusteri, mengungkapkan URC terdiri atas bermacam komunitas pengemudi online yang ada di Jawa Timur.
"Kami memang baru saja terbentuk, secara program kami ada tanggal 3 April 2018 dengan dasar jiwa sosial, dan tentunya kami juga komunikasikan langsung dipandu dengan Satintelkam Polrestabes Surabaya," tukas Rendy.
Satu Jaringan
Polri mengidentifikasi pelaku penyerangan Mapolresta Surabaya merupakan satu jaringan dengan pelaku pengeboman tiga gereja. Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, mereka merupakan bagian dari Jamaah Ansharut Daulah sel Surabaya.
"Bagian dari kelompok yang sama dengan kelompok Dita (otak pengeboman gereja)," kata Tito, di Mapolda Jawa Timur, Senin (14/5/2018).
Ia mengungkapkan, Dita, yang tewas melakukan bom bunuh diri di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, adalah ketua JAD Surabaya. JAD memiliki afiliasi dengan ISIS.
Tito juga menjelaskan alasan para pelaku beraksi di Surabaya.
"Karena mereka menguasai daerah sini," ungkap Tito.
Para pelaku melakukan serangan karena beberapa faktor. Pertama, mereka mendapat arahan dari pimpinan ISIS untuk melakukan serangan.
Di sisi lain, kata Tito, serangan bom merupakan balasan terhadap penangkapan sejumlah pimpinan JAD oleh Polri. Karena itu, mereka melakukan serangan bom ke gereja dan Mapolresta Surabaya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement