Densus Tangkap 13 Terduga Teroris di Surabaya dan Sidoarjo

Empat orang terduga teroris ditembak mati karena mencoba melawan polisi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 14 Mei 2018, 18:20 WIB
Presiden Jokowi meninjau Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) yang menjadi lokasi ledakan bom di Jalan Arjuna, Surabaya, Minggu (13/5). Jokowi didampingi Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Mareskal Hadi Tjahjanto. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 13 terduga teroris di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Penangkapan tersebut dimulai sejak pukul 02.30 sampai dengan 16.45 WIB, Senin (14/5/2018).

"Empat orang terduga teroris ditembak mati karena mencoba melawan polisi, semuanya terjadi di wilayah Sidoarjo, termasuk Anton penghuni rusunawa," tutur Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera di Surabaya.

Dia mengatakan, Tim Densus 88 Antiteror juga mengamankan sembilan terduga teroris yang masih hidup, dan tersebut di dua lokasi kejadian yaitu Surabaya dan Sidoarjo.

"Jadi total terduga teroris yang berhasil ditangkap hari ini ada 13 orang," kata dia.

Saat ditanya di mana teroris tersebut akan melakukan aksinya, Barung memilih untuk merahasiakan hal ini demi hasil penyidikan polisi.

"Kita mengantisipasi dan tidak menyampaikan di mana aksinya. Kita menutupi ini karena dilindungi oleh undang-undang," ujar Barung.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Sel Tidur Diawasi

Kepolisian Daerah Maluku memantau gerakan jaringan teroris di wilayahnya setelah teror bom di sejumlah tempat di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Maluku Kombes Muhamad Roem Ohoirat mengatakan, masih ada sejumlah sel-sel jaringan teroris di sana.

"Sel-selnya itu ada di sini, pengalaman kejadian-kejadian lalu itu ada, dan sudah barang tentu di Maluku pasti ada (sel tidur)," kata Ohoirat di ruang kerjanya, Ambon, Senin, 14 Mei 2018.

Menurut dia, kewaspadaan ini juga didasari riwayat wilayah Maluku yang pernah pecah konflik.

"Sebagaimana kita ketahui bahwa dulu Maluku pernah mengalami kerusuhan dan sel-selnya (teroris) itu ada di sini. Kita selalu mengawasi mereka," ujar Ohoirat.

Namun, Ohoirat meminta masyarakat tak perlu takut akan teroris. Jika menemukan ada orang mencurigakan, dia pun meminta masyarakat segera melaporkannya ke pihak berwajib.

"Kita harus waspada. Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Maluku untuk tetap waspada dan tenang, mendukung aparat keamanan untuk melakukan tugasnya," kata Ohoirat.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya