Liputan6.com, Jakarta - Usia Fabiano Beltrame memang tidak muda lagi. Pada 29 Agustus mendatang, bek Madura United asal Brasil ini bakal genap berusia 36 tahun.
Meski begitu, Beltrame merupakan tipikal bek yang selalu dicari-cari klub besar. Untuk yang satu ini, Madura United cukup beruntung mendapatkan bek jangkung yang pernah merumput di Persela Lamongan dan Persija Jakarta ini.
Baca Juga
Advertisement
Bagaimana tidak, dia memberikan kontribusi yang besar sehingga membuat Madura United berada di puncak klasemen sementara Gojek Liga 1 bersama BukaLapak. Teranyar, dia mencetak gol pembuka saat Madura United kalahkan tuan rumah Persija Jakarta di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Sabtu, 12 Mei kemarin.
Tendangannya sempat terbaca kiper Persija, Daryono. Namun refleksnya saat menerima bola muntah membuat Fabiano Beltrame mampu menyelesaikan tugas sebagai algojo penalti dengan baik.
Itu menjadi gol keempatnya di Liga 1 musim ini. Jumlah golnya menyamai torehan striker Persib, Jonathan Bauman. Praktis, Fabiano pun pantas untuk disebut sebagai bek paling tajam di Liga 1 musim ini.
Sejak merumput pertama kali di Indonesia bersama Persela Lamongan pada 2009/10, Fabiano selalu berhasil mencetak gol. 4 gol yang dicetaknya dengan Madura United sudah menyamai total golnya saat masih di Persija pada 2011/12.
Kemampuannya memanfaatkan bola-bola atas membuat dia berguna di depan gawang kala ada eksekusi tendangan bebas. Musim ini, dia mencetak gol melawan tim-tim besar. Selain Persija, Persib dan Sriwijaya FC pernah dibobolnya. Bukan tak mungkin, ini menjadi musim paling produktif bagi Fabiano.
Soal bertahan, Fabiano Beltrame merupakan bek yang tangguh. Dia tak segan melakukan tekel-tekel efektif yang cepat demi meredam serangan lawan. Itulah yang membuat dia kini menjadi salah satu bek asing yang disegani di sepak bola Indonesia.
Cinta Persija
Dua musim bersama Persela, Fabiano lalu hijrah ke Persija pada 2011/12. Ini bukan momen ideal bagi Fabiano gabung dengan Persija. Soalnya, di sini, Fabiano mengalami pasang surut dalam hal pendapatan alias gaji.
Maklum, manajemen Persija saat itu seperti kesulitan untuk mendapatkan sponsor sehingga berdampak kepada gaji pemain. Meski begitu, Fabiano tetap loyal. Bahkan dia bertahan selama tiga musim hingga 2014. Tak hanya masalah internal Persija, Fabiano juga tampil di periode kelam sepak bola Indonesia yang sempat tak punya kompetisi pada 2015.
Alhasil, dia pun akhirnya memilih untuk gabung dengan Arema pada 2015. Namun di sini,Fabiano hanya tampil di Piala Presiden saja hingga Oktober 2015. Sempat ditawari kembali gabung dengan Persija, Fabiano akhirnya memilih gabung dengan Madura United pada 2016.
Masalah finansial menjadi pertimbangannya saat menolak gabung Persija. Namun bicara hati, Fabiano sangat suka dengan atmosfer di Persija dengan suporter fanatik, The Jakmania.
Usai mencetak gol ke gawang Persija, Fabiano memilih untuk tidak merayakannya. Dia memilih menepi ke pinggir lapangan sebelum dirangkul rekan-rekannya di Madura United.
"Saya beberapa kali main disini sebagai kapten (Persija) dan hari ini sebagai lawan dan suasananya sangat berbeda. Tapi saya merasa seperti saya main buat Persija karena mereka (penonton) kasih semangat buat saya dan saya senang kembali ke sini," kata Fabiano.
Advertisement
Duet Tangguh
Madura United memang bukan tim dengan pertahanan yang paling sulit dijebol di Liga 1. Tim dengan kebobolan paling sedikit ternyata disandang Perseru Serui yang baru kebobolan 4 gol.
Namun produktivitas mereka juga sangat buruk karena hanya mampu cetak 3 gol dari 7 pertandingan yang sudah dilakoni. Persija menjadi tim kedua dengan pertahanan kuat karena baru kebobolan 7 gol dari enam pertandingan yang sudah dimainkan.
Bandingkan dengan PS Tira yang sudah kebobolan 18 gol dari 8 pertandingan atau nyaris 2 gol per laga. Madura United pun cukup buruk karena sudah kebobolan 10 gol di 8 pertandingan.
Meski begitu, Fabiano sepertinya menemukan tandem yang pas di lini pertahanan musim ini. Dia kini bertandem dengan bek berpengalaman yang mantan pemain Arema, Benny Wahyudi.
Duet dua bek berpengalaman ini cukup menjanjikan buat Madura United. Masalahnya tinggal menunggu waktu apakah Madura United bisa konsisten hingga akhir musim?
Bukan hal baru juga klub asal kota Garam ini memimpin klasemen Liga 1. Namun menjelang akhir musim, mereka malah kerap tergelincir sehingga kehilangan momen untuk jadi juara.
Dengan ketajaman dan pengalaman yang dimiliki Fabiano, Madura United diharapkan bisa mencapai target itu.