Liputan6.com, Surabaya - Serangan bom di sejumlah lokasi di Surabaya menyisakan cerita pilu bagi anak-anak keluarga terduga teroris. Mereka kini menyandang status yatim piatu.
Saat ini, ada empat anak jadi yatim piatu karena ditinggalkan orangtuanya yang jadi pelaku serangan bom bunuh diri. Tiga di antaranya adalah anak dari Anton Febriyanto. Mereka selamat dari ledakan bom di rusunawa Wonocolo, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Masing-masing berinisial AR (15), FP (11) dan GA (10). Ketiganya mengalami luka akibat ledakan itu.
Advertisement
Sementara, satu anak berinisial A (8) selamat saat diajak orangtuanya melakukan bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya.
Kapolda Jatim Irjen Machfud menyatakan, anak-anak ini kini dalam perawatan di rumah sakit. Selain mendapat pengobatan atas luka yang diderita, mereka juga mendapat pendampingan dari polwan dan tim psikolog polri.
Diserahkan ke Keluarga yang Waras
Nantinya, jika sudah sembuh, anak-anak ini akan diserahkan ke keluarga, entah itu nenek, paman atau saudara dekat lainnya.
"Yang jelas akan diberikan kepada keluarga yang waras," tegas Machfud, Selasa (15/5/2018).
Machfud menyatakan anak-anak dari keluarga teroris tersebut sengaja tidak disekolahkan. Mereka yang mengaku mendapat pengajaran home schooling dari orangtua masing-masing.
"Mereka ngakunya home schooling, tetapi tidak. Mereka hanya menerima doktrin-doktrin dari orangtuanya," kata Machfud.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement