RI Defisit Perdagangan USD 1,6 Miliar, IHSG Melemah 1,2 Persen

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada sesi pertama perdagangan saham Selasa (15/5/2018).

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Mei 2018, 12:46 WIB
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek, Jakarta, Jumat (25/11). Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada sesi I siang Jumat (25/11) naik 5,3 (0,10 persen) ke level 5.112,9. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada sesi pertama perdagangan saham Selasa (15/5/2018). Pelemahan IHSG terjadi di tengah rilis data ekonomi neraca perdagangan defisit USD 1,63 miliar pada April 2018.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Selasa (15/5/2018), IHSG melemah 75,64 poin atau 1,27 persen ke posisi 5.871,50. Indeks saham LQ45 susut 2,12 persen ke posisi 941,64. Seluruh indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 173 saham melemah sehingga menekan IHSG. 161 saham menguat dan menahan pelemahan IHSG. 116 saham lainnya diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.940,42 dan terendah 5.853,72.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 210.972 kali dengan volume perdagangan 5,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,6 triliun. Investor asing jual saham Rp 547,73 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.026.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,18 persen, sektor saham industri dasar menanjak 0,32 persen dan sektor saham aneka industri menguat 0,23 persen.

Sektor saham keuangan merosot 2,22 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur tergelincir 1,87 persen dan sektor saham barang konsumsi melemah 1,61 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham PRIM melonjak 50 persen ke posisi Rp 750 per saham, saham MITI menanjak 26,98 persen ke posisi Rp 80 per saham, dan saham TAXI naik 17,97 persen ke posisi Rp 151 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham EXCL turun 9,47 persen ke posisi Rp 1.720 per saham, saham PKPK merosot 4,72 persen ke posisi Rp 202 per saham, dan saham BWPT tergelincir 4,19 persen ke posisi Rp 183 per saham.

Bursa Asia pun kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,19 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,78 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,16 persen.

Sementara itu, indeks saham Thailand merosot 0,45 persen, indeks saham Shanghai turun 0,17 persen, indeks saham Singapura tergelincir 0,34 persen dan indeks saham Taiwan susut 0,71 persen.

IHSG melemah juga seiring pengumuman rilis data neraca perdagangan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia April 2018 mengalami defisit sebesar USD 1,63 miliar. Hal ini dipicu oleh defisit sektor migas USD 1,13 miliar dan nonmigas sebesar USD 0,50 miliar.

Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan defisit ini terjadi di luar ekspetasi. Sebab neraca perdagangan pada Maret 2018 sempat mengalami surplus USD 1,09 miliar. Dia menuturkan defisit ini karena ada peningkatan impor yang sangat tinggi. 

"Saya kira ini yang perlu jadikan perhatian defisit dari migas dan juga non migas," ujar dia di Kantor BPS.

Dalam laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia menyatakan, defisit tersebut cukup besar dan mengejutkan. Akan tetapi, pihaknya melihat kalau hal itu didorong konsumsi tinggi pada April. Ini ditunjukkan dari penjualan otomotif dan barang konsumsi.

 


IHSG Melemah di Awal Sesi

Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah tipis 0,01 persen (0,41 poin) ke 5.371,67 pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terkoreksi pada pembukaan perdagangan Selasa pagi ini. Pelaku pasar menanti data neraca perdagangan.

Pada pra-pembukaan perdagangan, Selasa (15/5/2018), IHSG melemah 21,07 poin atau 0,35 persen ke level 5.926,07. Begitu pun dengan indeks LQ45 turun 0,55 persen ke posisi 956,70.

Pelemahan berlanjut dan IHSG dibuka terkoreksi semakin dalam 34,41 poin atau 0,59 persen ke level 5.910,07. Indeks LQ45 pun merosot 1,17 persen ke posisi 950,90.

Sebanyak 59 saham merosot, 93 saham stagnan, dan 104 saham menguat. Total frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 14.132 kali dengan volume 337 miliar saham senilai Rp 374 miliar.

Investor asing melakukan penjualan di seluruh pasar senilai Rp 30,66 miliar. Sedangkan dolar AS diperdagangkan pada posisi Rp 14.012.

Sebagian sektor saham tertekan. Penurunan tertinggi dibukukan sektor saham keuangan dengan turun sebesar 1,40 persen, disusul sektor infrastruktur dengan pelemahan 1,17 persen.

Adapun saham-saham yang mengalami tekanan dalam pada perdagangan pagi ini, diantaranya ETWA yang anjlok 13.91 persen. Kemudian saham MYOH dan saham BATA yang masing-masing terperosok 12,92 persen dan 7,96 persen.

Sementara, saham-saham yang bergerak di zona hijau yakni saham PRIM dengan penguatan terbesar 50 persen. Selanjutnya saham BBHI yang menanjak 6,79 persen, dan saham MDIA melesat 6,67 persen.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya