Malaysia Sangat Menentang Langkah AS Membuka Kedubes di Yerusalem

Malaysia mengatakan "sangat menentang" keputusan AS untuk membuka kedubes di Yerusalem.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 15 Mei 2018, 18:00 WIB
Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin menarik kain saat membuka plakat dalam peresmian pembukaan kedutaan AS di Yerusalem (14/5). Ada 32 duta besar berpartisipasi dalam upacara pembukaan Kedubes AS di Yerusalem tersebut. (AFP/Menahem Kahan)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pemerintah baru Malaysia, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mahathir Mohamad, mengatakan "sangat menentang" keputusan Amerika Serikat untuk membuka kedutaan di Yerusalem.

Hal itu menjadi pernyataan pertama yang keluar dari kantor Kementerian Luar Negeri Malaysia di bawah kepemimpinan PM Mahathir -- meski dirinya belum memilih menteri untuk lembaga tersebut. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia (15/5/2018).

Sikap itu sama seperti yang ditunjukkan oleh pemerintahan sebelumnya di bawah kepemimpinan, Najib Razak.

"Malaysia dengan tegas percaya bahwa langkah (pemindahan kedutaan) itu akan semakin melemahkan dan membahayakan upaya untuk menemukan solusi yang komprehensif dan langgeng terhadap konflik Palestina-Israel," katanya.

"Itu akan berakibat buruk, tidak hanya terhadap keamanan dan stabilitas kawasan, tetapi akan mengobarkan sentimen dan menghambat negosiasi perdamaian di masa depan".

Kemenlu Malaysia melanjutkan bahwa Negeri Jiran "Menegaskan kembali posisinya bahwa solusi dua negara ... berdasarkan perbatasan pra-1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina, adalah satu-satunya solusi yang layak untuk konflik Palestina-Israel".

Malaysia yang mayoritas muslim tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Israel.

Ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencananya untuk membuka kedutaan di Yerusalem, protes diselenggarakan oleh semua partai politik besar di Malaysia. Koalisi Barisan Nasional yang dipimpin oleh Najib Razak bergabung dengan partai Islamis PAS, sementara Pakatan Harapan yang dipimpin Mahathir mengadakan protes secara terpisah.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem Resmi Dibuka

Putri Donald Trump Ivanka Trump didampingi Menteri Keuangan AS, Steve Mnuchin saat peresmian pembukaan kedutaan AS di Yerusalem (14/5). (AP Photo/Sebastian Scheiner)

Tepat pada perayaan 70 tahun kemerdekaan Israel, Amerika Serikat meresmikan kedutaan besarnya di Yerusalem, Senin, 14 Mei 2018.

Peristiwa bersejarah nan kontroversial itu juga menjadi salah satu simbolisasi resmi atas langkah AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Pemutaran video rekaman yang berisi ucapan dari Presiden AS Donald Trump mengawali detik-detik jelang peresmian kedutaan tersebut.

"Hari ini kami meresmikan Kedutaan AS di Yerusalem, selamat!," ujar Trump dalam rekaman video yang diputar pada seremoni tersebut, seperti dikutip dari tayangan live streaming The Washington Post, Senin, 14 Mei 2018.

Setelah itu, pejabat AS yang hadir langsung di lokasi mendapat kesempatan untuk memimpin jalannya seremoni.

Peresmian langsung di Yerusalem dipimpin oleh penasihat senior Gedung Putih, Ivanka Trump, yang mewakili sang ayah.

Ivanka didampingi oleh sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat.

Sebelum kata resmi diucapkan oleh Ivanka, Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin lebih dulu menyibak tirai yang dibaliknya menunjukkan papan penanda kedutaan.

"Mewakili presiden ke-45 AS, kami menyambut Anda secara resmi dan untuk pertama kalinya di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem, ibu kota Israel," lanjut Ivanka.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya