Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengutuk serangan teroris di Jawa Timur. Apalagi, teroris tersebut menggunakan anak-anak saat melakukan aksinya.
"Karena semua yang dilakukannya itu tidak wajar, tidak masuk akal. Contohnya bagaimana anak-anak dilibatkan, coba bayangkan tadi. Sampai sangat bersedih, saya bayangin, apa yang dia bilang kepada anaknya sebelum pergi, musti dia bilang 'nak ya kita ketemu di Surga lah', bayangkan itu?" kata Jusuf Kalla di kantornya, Jalan Merdeka Utara, Selasa (15/5/2018).
Advertisement
JK menilai, teroris sampai saat ini tidak bisa terdeteksi kapan mereka akan beraksi. Oleh karena itu, perlu diperketatnya proses deradikalisasi.
"Karena mungkin dia (teroris) pikir kalau orang bonceng anaknya di depan ya ini orang baik-baik, iya kan," papar JK.
JK menyatakan sangat sedih terhadap tindakan bom bunuh diri yang melibatkan anak-anak.
"Karena itu lah ini sangat menyedihkan sebenarnya, sangat menyedihkan semua bom bunuh diri ini paling menyedihkan. Di samping tentunya kita kutuk, saling menyedihkan karena anak-anak diikut sertakan," kata JK.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bom Surabaya
Sebelumnya, teror bom terjadi di tiga gereja di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, pada Minggu 13 Mei 2018.
Pengeboman pertama terjadi pukul 07.13 WIB di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Jalan Ngagel Madya. Kemudian disusul ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan di Jalan Arjuno, dan terakhir di Gereja Kristen Indonesia Diponegoro 146 di Jalan Raya Diponegoro. Bom di tiga gereja ini dilakukan satu keluarga, termasuk empat anaknya.
Malam hari sekitar pukul 21.20 WIB, bom lain meledak di rusunawa kawasan Wonocolo, Sidoarjo. Tiga orang yang diduga pelaku tewas, yaitu Anton (47) beserta istrinya, Puspita Sari (47), dan anak pertamanya, LAR (17).
Senin, 14 Mei 2018 pagi sekitar pukul 08.50 WIB, Surabaya kembali diguncang bom. Tepatnya di depan Polrestabes Surabaya. Polisi menyebut aksi ini dilakukan lima orang yang berboncengan dua motor. Mereka juga satu keluarga dengan tiga anak.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement