Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi kencan Tinder sedang bersiap menghadirkan inovasi terbaru bagi para petualang di dunia kencan online. Fitur ini berfokus pada lokasi yang disukai para pengguna.
Fitur bernama Places tersebut berbeda dari fitur yang menunjukkan jarak. Guna dari Places adalah menampilkan tempat seperti kafe yang pernah dikunjungi agar memperat hubungan dengan pengguna lain yang punya selera lokasi yang sama.
Baca Juga
Advertisement
"Places menyatukan orang-orang dengan menyorot tempat yang sama-sama disukai, seperti bar yang kalian suka, warung kopi favorit, atau jalur sepeda yang kau datangi di akhir pekan," tulis Tinder seperti yang dikutip The Verge, Kamis (17/5/2018).
Tentunya, salah satu kekhawatiran dari fitur Places adalah bila tempat-tempat pribadi seperti rumah sakit atau rumah kita sendiri ikutan terlacak.
Menyoal hal itu, Tinder menjelaskan bahwa tempat seperti rumah sakit, bank, dan tempat tinggal tidak akan muncul lewat fitur Places. Fitur ini juga tidak dapat melihat lokasi pengguna secara real-time.
"Pengguna hanya dapat melihat tempat yang pernah kamu kunjungi. Lokasimu saat ini tidak akan terlihat orang lain. Kami akan menunggu sampai kau beranjak sebelum menunjukan hal itu pada potensi pasangan," jelas Tinder.
Bagaimana bila kita tidak ingin memakai aplikasi ini? Mudah saja. Tinder menyediakan pilihan fleksibel untuk menghapus tempat yang tidak ingin muncul di Google lewat "Delete Place", atau "Never Show Me Here", atau tinggal mematikan fitur tersebut.
Selain itu, tempat-tempat yang "terlacak" di Tinder juga akan hilang setelah 28 hari.
Facebook Ikutan Membuat Layanan Kencan
Potensi di ranah layanan kencan turut memancing CEO Facebook, Mark Zuckerberg, untuk menggunakan platform buatannya untuk melakukan hal yang sama lewat sebuah layanan baru bernama Dating.
Dikutip dari Wired, melalui layanan Dating, pengguna bisa membuat profil terpisah dari akun utama Facebook mereka untuk menjalin "koneksi romantis".
Kedua profil tidak akan saling terhubung, sehingga teman-teman di Facebook tidak akan bisa melihat informasi yang tercantum di Dating.
Nantinya, profil pengguna Dating hanya akan menggunakan nama pertama dan teman-teman yang ada di Facebook tidak akan muncul sebagai calon potensial di layanan kencan tersebut. Hal ini membuat konten yang ada di Dating dan Facebook tidak terhubung.
Dating dilengkapi dengan fitur pesan masuk khusus. Beda dari Messenger, pengguna tidak bisa mengirim foto atau tautan. Pengguna Dating hanya bisa mengirim pesan berbasis teks ketika mengobrol untuk pertama kalinya.
Facebook menggambarkan hal ini sebagai salah satu keunggulan keamanan dari layanan tersebut.
Adapun perusahaan akan menggunakan algoritma unik untuk mencocokkan pengguna dengan pasangan kencan potensial. Algoritma ini berdasarkan preferensi kencan, hal-hal yang sama dan teman bersama.
Pengguna juga akan bisa menemukan ketertarikan romatis melalui Group dan Event. Misalnya, ketika ingin mendatangi sebuah konser, pengguna Dating bisa "membuka kunci" profil, sehingga calon potensial yang juga ingin menghadiri acara serupa bisa melihat profil mereka.
Facebook akan mulai menguji Dating pada tahun ini. Raksasa media sosial itu mengklaim tidak akan menggunakan informasi yang ada di Dating untuk menargetkan iklan.
Advertisement
Aplikasi Kencan Menyindir Facebook
Manuver Facebook ternyata membuat heran para bos layanan kencan. Para eksekutif dari situs kencan memberikan respons menyindir terhadap rencana Facebook tersebut. Apalagi Facebook saat ini sedang tersangkut bermacam-macam skandal, mulai dari perihal pilpres, sampai privasi data.
"Kami tersanjung Facebook datang ke bidang kami, dan melihat opportunity global seperti halnya Tinder yang kepopulerannya sedang meroket. Kami hanya terkejut pada timing-nya, apalagi ranah ini (layanan kencan) melibatkan sejumlah data personal dan sensitif," ucap CEO Match Group, Mandy Ginsberg.
Walaupun terancam tersaingi Facebook, Ginsberg tidak mau pesimis atau menjelek-jelekkan Facebook. Sebaliknya, ia merasa makin terpacu untuk berinovasi dan fokus agar dapat memberi kesuksesan hubungan pada pengguna.
Lain halnya dengan CEO IAC Joey Levin. Pria yang memimpin Tinder, OkCupid, Match, dan PlentyofFish. Levin dengan sarkastis menyentil dugaan intervensi Rusia ke pilpres Amerika Serikat (AS) di Facebook.
"Masuklah (ke layanan kencan). Airnya masih hangat. Produk kalian pasti luar biasa cocok untuk hubungan AS dan Rusia," sindirnya.
Seperti diketahui, Facebook dituduh lengah karena meloloskan penyebar propaganda dari Rusia yang "menyamar" sebagai pengiklan untuk aktif di media sosial tersebut. Diduga pihak-pihak Rusia itu menyebarkan berita-berita palsu saat pilpres AS 2016.
(Tom/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: