Deddy Mizwar Sentil Aksi Ahmad Syaikhu soal Kaus Bertagar 2019GantiPresiden

Deddy Mizwar menyayangkan aksi Cawagub Ahmad Syaikhu yang membentangkan kaus dengan tagar 2019GantiPresiden saat debat Pilgub Jabar.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 16 Mei 2018, 08:44 WIB
demiz resmikan mesjid Umar bin Khatab (Liputan6.com/jayadi supriadin)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Deddy Mizwar (Demiz), menyayangkan insiden kaus dengan tulisan #2019GantiPresiden yang dibentangkan Cawagub Ahmad Syaikhu. Deddy menyebut, aksi itu menodai debat Pilgub Jabar.

"Kita sayangkan terjadi hal itu, pesan itu disampaikan pada tempat dan waktu yang tidak tepat," ujar Deddy di Garut, Jawa Barat, Selasa (15/5/2018).

Menurut Demiz, munculnya hastag politik untuk pemilihan presiden (pilpres) dalam debat kampanye Pilgub Jabar tidak tepat. Selain belum waktunya, agenda kegiatan yang seharusnya untuk memilih pemimpin Jawa Barat itu terlalu kental nuansa politik pilpres.

"Pokoknya waktu dan tempatnya tidak tepat," dia menegaskan.

Saat ditanya apakah hal itu bertentangan dengan aturan Pilkada Jabar saat ini, pemeran Jenderal Naga Bonar itu menyerahkan hal tersebut pada penyelenggara pemilu. "Jangan ke saya, tanya Panwaslu dan KPU," kata dia.

Debat Pilgub Jawa Barat 2018 berlangsung di Gedung Balairung, Universitas Indonesia, Depok, Senin (14/5/2018) malam. Debat tersebut berakhir ricuh.

Kegaduhan itu muncul saat cawagub nomor urut 3, Ahmad Syaikhu yang berpasangan dengan Sudrajat, membentangkan kaus #2019GantiPresiden saat closing statement.

Sontak aksi itu membuat massa pendukung paslon lain di dalam ruangan geram. Debat pilgub yang sedianya berjalan normal berakhir ricuh.

Beruntung cagub nomor urut 2, TB Hasanuddin mengambil komando. Dia langsung turun tangan menenangkan massa yang keberatan dengan kaus bertagar #2019GantiPresiden. Massa pun akhirnya tenang.

 

 


Ajakan Tinggalkan Golput

demiz di garut (liputan6.com/jayadi supriadin)

 

 

Dalam kesempatan itu, pasangan Dedi Mulyadi itu mengajak partisipasi warga Jawa Barat untuk meninggalkan praktik golongan putih alias golput, dan memberikan hak politiknya pada pencoblosan, 27 Juni mendatang.

"Jadi golput pun tidak memberikan solusi terbaik," ungkap dia.

Ia mencontohkan, saat Pilkada Jabar 2013 lalu yang mengantarkan kemenangan dirinya bersama Gubernur Ahmad Heryawan (Aher) menjadi pasangan orang nomor satu di Gedung Sate, Bandung.

Saat itu, total partisipasi pemilih Jabar hanya 63 persen, sehingga golput atau yang tidak memberikan hak pilihnya mencapai 37 persen. Padahal hitungan akhir, ia bersama Aher hanya mengantongi 21 persen, sebagai pemenang.

"Kalau kita lihat itu yang menang adalah golput, tapi mana, ada perubahan enggak sampai saat ini?" kata dia.

Untuk itu, Demiz kembali meminta agar warga Garut dan Jawa Barat lainnya dapat memberikan hak suaranya, serta meninggalkan sikap golput. "Tidak harus memilih saya, tapi kalau enggak (memilih) ya keterlaluan," ujar dia berseloroh, disambut gelak tawa jemaah pada peresmian Masjid Umar Bin Khatab di Cibatu, Garut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya