Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi IX DPR Imam Suroso mengapresiasi Sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kecamatan Gembong sebab kesempatan kerja di Pati sangat terbatas sehingga akan membuka peluang angkatan kerja yang akan terus meningkat.
Dia juga sepakat dengan sosialisasi maka mantan TKI dari Jepang maupun Korea bisa membuka usaha atau berwirausaha yang membuka lapangan usaha di tanah air.
Advertisement
Acara yang bertema Peluang Kerja Luar Negeri dan Migrasi Aman ini diikuti oleh sekitar 200 calon TKI, mantan TKI dan keluarga TKI menghadirkan pejabat BNP2TKI, APJATI Jateng, Kemnakertrans Provinsi Jateng serta Camat Gembong Cipto Mangun Oneng.
Imam Suroso berharap dengan sosialisasi bertema peluang kerja LN dan migrasi aman maka dampak negatif seperti penipuan, TKI tak dibayar sampai bertindak kriminal dengan hukuman mati bisa dicegah.
"Intinya kita ingin pengiriman TKI bisa berdampak positif bagi peningkatan devisa, peningkatan kesejahteraaan masyarakat tanpa ada hal-hal yang merugikan TKI," tandas Imam Suroso saat mengisi kegiatan masa resesnya di Kecamatan Gembong ,Pati Jawa Tengah.
Kepedulian Wakil Rakyat yang akrab dipanggil Mbah Roso ini kepada pekerja migran tidak hanya ditunjukkan dalam kata-kata, tapi kerja nyata. Ketika ada Tki yang diancam hukuman mati baik dalam kasus kriminal maupun narkoba dia langsung bertindak. Bekerja sama dengan Kemenlu, BNP2TKI akhirnya bisa dibebaskan.
Selaku anggota DPR yang mempunyai tugas legislasi, pengawasan dan anggaran selalu memperjuangkan pekerja migran. Seperti anggaran BNP2TKI tahun lalu Rp 300 M maka tahun ini meningkat menjadi Rp 400 M.
"Ini akan kita kawal kita awasi supaya makin maju untuk kepentingan rakyat," jelas Politisi PDI Perjuangan ini.
Kepedulian lainnya kepada peningkatan kesejahteraan pekerja migran juga ditunjukkan selama sehari penuh mengunjungi mitra kerja binaan mantan TKI di Malaysia dan Korea yang sukses berwirausaha dan membuka lapangan kerja di desanya.
Bang Udin yang membuka usaha jamur kini beromset Rp 30 juta perbulannya dengan tenaga kerja 25 orang. Kemudian yang cukup fantastis Hadi, mantan TKI di Korsel ini memiliki peternakan ayam yang cukup besar dengan 47 kandang menyerap ratusan pekerja dan omsetnya mencapai miliaran rupiah.
"Ini beberapa contoh pembinaan pekerja migran yang sukses. Obsesi saya program ini ditingkatkan sehingga kita tak perlu kirim TKI keluar negeri. Mantan TKI bisa berwirausaha membantu angkatan kerja akan terus bertambah," pungkas Mbah Roso.
(*)