Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah negara mengeluarkan saran perjalanan (travel advisory) kepada warga negaranya yang ingin berkunjung ke Indonesia, usai serangan bom di Surabaya dan Sidoarjo. Namun, Menteri Pariwisata Arief Yahya berpendapat bahwa travel advisory tidak terlalu berdampak pada sektor pariwisata saat ini.
"Secara statistik belum banyak mempengaruhi, karena itu memang kewajiban bagi negara itu untuk mengingatkan agar tidak datang ke daerah tertentu di sebuah negara. Jadi tidak secara umum. Misalnya travel banned, begitu. Itu kan berat," kata Arief di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (15/5/2015).
Advertisement
Arief menganggap wajar travel advisory dikeluarkan oleh sejumlah negara bagi warganya yang berkunjung ke Indonesia. Apalagi, pascaserangan teror di Surabaya.
Namun ia memastikan, masih banyak tempat wisata lain yang masih dapat dikunjungi dan aman bagi wisatawan. "Jadi masih banyak destinasi lain yang bisa dikunjungi," ucap Arief.
Negara-Negara yang Keluarkan Travel Advisory
Sebelumnya, sejumlah negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Australia, Singapura, dan Hong Kong, mengeluarkan travel advisory tersebut.
Ledakan bom di Surabaya terjadi di Gereja Pantekosta, Jalan Arjuno, GKI di Jalan Diponegoro, dan Gereja Katolik Santa Maria, Jalan Nagel pada Minggu 13 Mei 2018. Ledakan bom pertama terjadi sekitar pukul 07.30 WIB, lalu pukul 07.35 WIB, dan pukul 07.40 WIB.
Aksi teror ternyata tak sampai di situ, keesokan harinya Mapolrestabes Surabaya juga diserang bom bunuh diri. Kemudian ledakan bom juga terjadi di daerah Sidoarjo, Jawa Timur. Akibat peristiwa ini, sebanyak puluhan orang menjadi korban, dan 25 orang di antaranya dinyatakan tewas.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement