Liputan6.com, Jakarta Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap 13 terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Surabaya pascateror bom bunuh diri. Sejumlah barang bukti terkait bom rakitan disita dalam operasi tersebut.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menyebutkan, bom rakitan siap pakai juga berhasil disita. Hanya saja, Setyo tidak bisa mengungkap jumlah pasti bom yang disita. Sebab, sebagian sudah di-disposal (dimusnahkan dengan cara diledakkan).
Advertisement
"Kita tidak bisa mengatakan bomnya berapa. Karena masih ada komponen lain. Kata rekan-rekan di lapangan masih ada komponen sekarung yang siap dirakit," ujar Setyo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (15/5/2018).
Setyo juga memperlihatkan foto barang bukti yang disita dari rumah pengebom tiga gereja di Surabaya, unit rusun di dekat Mapolsek Taman, Sidoarjo, dan penangkapan 13 anggota JAD Surabaya.
Densus 88 menemukan banyak bahan peledak di rumah anggota JAD Surabaya tersebut. Ada juga bom rakitan siap digunakan yang berhasil disita.
Menurut Setyo, Dita Oepriarto pelaku bom bunuh diri di Gereja Pantekosta, Surabaya, sempat menitipkan bom rakitan ke beberapa anggotanya. Dita sendiri diketahui sebagai Ketua JAD Surabaya.
"Dita sempat titipkan bom kepada IF alias Wicang. Dan diserahkan juga kepada Tri. Jadi diduga mereka ini sudah siap melakukan bom bunuh diri," tuturnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Daya Ledak Tinggi
Secara umum, karakteristik bom rakitan yang ditemukan sama, triacetone triperoxide (TATP). Bom yang dikenal dengan sebutan "mother of satan" ini memiliki daya ledak cukup tinggi.
Pada gambar yang diperlihatkan, terlihat dua kontainer plastik berisi beberapa bom rakitan yang dikemas gelas mug besi. Selain itu, dua bom pipa yang dimasukkan dalam satu kontainer plastik.
"Mug ini kalau pecah kan bisa jadi serpihan. Pipa juga gitu. Ini bahaya," ucap Setyo.
Advertisement