Pengolahan Limbah Jagung untuk Cegah Kebakaran Hutan

Para petani di Kabupaten OKI Sumsel diberi pelatihan mengubah limbah jagung untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.

oleh Nefri Inge diperbarui 16 Mei 2018, 19:30 WIB
APP Sinar Mas menyiapkan Regu Pemadan Kebakaran (RPK) dan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk mencegah dan mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Petani padi dan jagung di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan (Sumsel) mempunyai cara jitu untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Salah satunya dengan memanfaatkan limbah jagung dan gabah padi hasil panen.

Memasuki musim kemarau mendatang, kelompok petani yang tergabung dalam program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas Kabupaten OKI Sumsel berusaha mencari cara agar tidak lagi menyumbang kabut asap.

Menurut Selamet, petani DMPA APP Sinar Mas di Desa Simpang Heran, Kecamatan Air Sugihan Kabupaten OKI Sumsel, biasanya membakar limbah panen di ladangnya.

"Karena tidak tahu di mana membuang gabah padi dan jagung, jadi para petani terpaksa membakarnya sedikit demi sedikit secara bertumpuk. Bahkan, di areal lahan kehidupan, ada seluas 325 hektare lahan PT BAP," ujarnya kepada Liputan6.com, Selasa, 15 Mei 2018.

Meskipun dibakar dalam jumlah sedikit, tetapi tetap saja menyumbang kabut asap dan bisa menyebabkan kebakaran hutan yang berpotensi menyebar ke lahan lainnya. Membakar limbah ini dianggap menjadi solusi cepat dan murah untuk membersihkan lahan dan menanam bibit kembali.

Namun, dari binaan PT BAP, yang merupakan rekanan APP Sinar Mas, petani mendapatkan pelatihan khusus untuk mengolah limbah padi dan jagung menjadi kompos dan pupuk. Cara ini juga memudahkan para petani untuk mengurangi pengeluaran membeli kompos dan pupuk kandang.

"Beli herbisida bisa Rp 70.000 per liter, sekali semprot harus 5 liter untuk satu hektare. Penyemprotan sebanyak 3 kali sebelum panen, malah hasil panen habis saja untuk bayar utang di tengkulak," katanya.

"Dengan adanya pupuk dan kompos organik ini, kita bisa menekan biaya operasional dan mendapatkan untung dari hasil panen nanti. Tidak ada lagi terjadi kebakaran hutan dan lahan di daerah kami," dia menambahkan.

Selain membakar, para petani juga biasanya hanya menimbun limbah jagung di lahannya. Hal ini menyebabkan proses pembusukan limbah secara manual ini membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga kurang memberikan hasil yang optimal dalam menyuburkan lahan, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.

Jika menggunakan pupuk yang mahal, mereka bisa memanen 9 ton jagung dalam 2 hektare. Jika gabah jagung hanya ditimbun, jumlah jagung hanya sebanyak 2 ton hingga 4 ton sekali panen.

 


Program DMPA Petani

Hasil panen jagung petani Kabupaten OKI Sumsel yang tergabung dalam program DMPA APP Sinar Mas (Liputan6.com / Nefri Inge)

Head of Social and Security Sinar Mas Forestry Region Palembang Zulhadi Aziz mengatakan, pengelolaan gabah jagung juga bisa dijadikan pakan ternak.

"Batang jagung itu kalau dikubur saja di lahan, akan lama terurai dan hasilnya kurang efektif, apalagi dibakar. Kita nanti akan simpan demplot gabah padi dan jagung untuk kompos dan pupuk organik," ujarnya.

Untuk merealisasikan program terbaru pencegahan kebakaran lahan, mereka juga merangkul para ahli pertanian. Program DMPA ini juga sudah menyebar di 28 desa dengan 1.996 kepala keluarga (KK) penerima manfaat. Untuk program ini sudah dianggarkan sebanyak Rp 4,39 miliar.

Selain membina para petani agar tidak membakar di ladangnya, APP Sinar Mas juga mencegah dan mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di musim kemarau. Terlebih, Sumatera Selatan ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games 2018 mendatang.

 

 


Pantau Titik Api

Kamera pemantau dan pelacak titik api disiapkan APP Sinar Mas guna mencegah karhutla di Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Mahes Prabadi, Head Fire Operation Management Sinar Mas Forestry Region Palembang mengatakan, mereka sudah mempersiapkan Regu Pemadam Kebakaran (RPK) di wilayah operasi mitra pemasoknya.

"Anggota RPK disiapkan sampai ribuan orang, yang sudah dibekali pelatihan ekstra untuk menjaga wilayah konsesi dari karhutla," katanya.

Ada juga 42 orang Tim Reaksi Cepat (TRC) yang mengoperasikan 4 unit helikopter water bombing, yaitu 1 unit Super Puma kapasitas angkut 4.000 liter air, 3 unit Heli Bell 412 kapasitas 1.500 liter air.

General Manager (GM) Fire Management APP Sinar Mas Sujica Lusaka mengungkapkan, mereka juga turut bertanggung jawab untuk menciptakan situasi kondusif selama perhelatan Asian Games 2018.

"Kami berkomitmen untuk mencegah karhutla agar Sumsel bebas asap. APP Sinar Mas sudah menginvestasikan lebih dari USD 100 juta untuk pencegahan dan penanggulangan karhutla. Serta USD 3,8 juta untuk persiapan Asian Games 2018," ungkapnya.

APP Sinar Mas juga meningkatkan Key Performance Indicator (KPI) hingga dua kali lipat, 16 menara api setinggi 32 meter, 52 pos pantau, dan kamera termal pemantau titik api.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya